(Tayangan televisi Kamis 23 Februari 2012 pk..wib)
Front ground; “bukan begini caranya kalo pengen awet pulsa”, Nampak seorang wanita paruh baya cantik dengan style fashion , dari ujung kepala sampai ujung kaki (top and toe), meliputi tatanan rambut, busana, bahkan dipertegas dengan gaya bicara yang disampaikan menurut penulis mirip ibu Ani Yudoyono, sedangkan untuk background scene menampilkan 3 orang laki-laki, 2 orang tampak misterius digambarkan sebagai dukun (mistis/ klenik), satu orang lainnya berlaku sebagai pengguna (user sang dukun).
sepertinya komunikasi iklan Axis memang mengena dihati mungkin saja karena didalam iklan televisi tersebut satu scene menampilkan unsur-unsur yang kontradiktif, bagaimana tidak, yang muncul dalam persepsi iklan ini adalah aneh, lucu, menggelitik, tapi tetap menampilkan brand awaraness Axis, bahwa salah satu provider tersebut memiliki “hati yang baik”, provider lainnya; harga pulsa yang mahal diibaratkan “hati yang buruk”.
Strategi marketing promosi yang dilakukan Axis memang beda, nampak sejak awal diluncurkan, ketika iklan televisi komersial provider lainnya lebih menggunakan bintang iklan artis/ penyanyi terkenal, dengan menggunakan iringan lagu yang “sedang Hit”, Axis hadir dengan perbedaan bukan dilekatkan pada brand ambassador, tapi ya Axis itu sendiri. Axis menampilkan orang-orang biasa (tidak begitu dikenal) tapi justru bisa booming (catching ear), buktinya teman saya selalu menirukan gaya wanita paruh baya dalam iklan tersebut. Seperti yang saya ungkapkan, ketika melihat iklan tersebut aneh, lucu, enggak masuk akal (unlimited inspiration) tapi senantiasa mengambil nilai-nilai local wisdom makanya unsur mistis muncul disitu.
Sosok Erik Aas, Presiden Direktur dan CEO yang pernah menjadi chief marketing di perusahaan Malasya bisa jadi berperan membidani iklan model tersebut.
Agar mampu bertahan dan berkembang dalam iklim industri operator, setiap perusahaan provider memiliki strategi sendiri. Kalo melihat produk dan layanan yang ditawarkan setiap operator adalah sama, maka unique selling point (ciri khas yang membedakan) harus ditemukan. Ketika para provider berlomba perang tarif iklan, Axis pun menarik diri dan lebih menjawab tantangan untuk menghadirkan penawaran yang jujur tanpa syarat dan ketentuan tersembunyi.
Diawali dengan strategi promosi yang mengena, diharapkan mampu mendongkrak Axis mempercepat ekspansi perusahaan dan memposisikan operator ini sebagai brand nasional “AXIS Makin Dekat dengan Rakyat”. Melalui kerjasama yang inovatif, didukung SDM yang kompeten, perusahaan bertujuan mampu menciptakan lebih banyak kesempatan kerja untuk anak bangsa. Rencana konkret membangun Base Transceiver Station (BTS) agar mampu mempersatukan Indonesia dengan layanan mobile broadband. Komitmen jangka panjang STC mengembangkan industri telekomunikasi, tentunya setiap perusahaan akan melihat potensi ROI dan pendapatan.
Axis yang selalu eksis disegala media, termasuk bersinergi dengan dunia internet, termasuk seperti saya yang berusaha untuk menggunakan media tersebut agar mampu beraktualisasi dalam hidup. khususnya menjadi harta karun ilmu bagi saya, buah hati saya Sukma, dan pembaca blog poetry art’s love setia.
saat membuat tulisan ini sambil menerawang ;
“Mama, mama…..(matanya berbinar saat memanggil namaku); Princess Sukma udah semakin besar saja, ia membukakan pintu untukku, bahkan dengan sigap meraih tas kerja, laptop yang aku bawa untuk dibawakan, tidak menghalangi langkahnya meskipun masih berumur 19 bulan. Tingkah lucunya membuatku selalu semangat dan ketika penat kualami dia bisa membuatku tersenyum. Aku semakin bergairah karena Sukmaku.
Front ground; “bukan begini caranya kalo pengen awet pulsa”, Nampak seorang wanita paruh baya cantik dengan style fashion , dari ujung kepala sampai ujung kaki (top and toe), meliputi tatanan rambut, busana, bahkan dipertegas dengan gaya bicara yang disampaikan menurut penulis mirip ibu Ani Yudoyono, sedangkan untuk background scene menampilkan 3 orang laki-laki, 2 orang tampak misterius digambarkan sebagai dukun (mistis/ klenik), satu orang lainnya berlaku sebagai pengguna (user sang dukun).
sepertinya komunikasi iklan Axis memang mengena dihati mungkin saja karena didalam iklan televisi tersebut satu scene menampilkan unsur-unsur yang kontradiktif, bagaimana tidak, yang muncul dalam persepsi iklan ini adalah aneh, lucu, menggelitik, tapi tetap menampilkan brand awaraness Axis, bahwa salah satu provider tersebut memiliki “hati yang baik”, provider lainnya; harga pulsa yang mahal diibaratkan “hati yang buruk”.
Strategi marketing promosi yang dilakukan Axis memang beda, nampak sejak awal diluncurkan, ketika iklan televisi komersial provider lainnya lebih menggunakan bintang iklan artis/ penyanyi terkenal, dengan menggunakan iringan lagu yang “sedang Hit”, Axis hadir dengan perbedaan bukan dilekatkan pada brand ambassador, tapi ya Axis itu sendiri. Axis menampilkan orang-orang biasa (tidak begitu dikenal) tapi justru bisa booming (catching ear), buktinya teman saya selalu menirukan gaya wanita paruh baya dalam iklan tersebut. Seperti yang saya ungkapkan, ketika melihat iklan tersebut aneh, lucu, enggak masuk akal (unlimited inspiration) tapi senantiasa mengambil nilai-nilai local wisdom makanya unsur mistis muncul disitu.
Sosok Erik Aas, Presiden Direktur dan CEO yang pernah menjadi chief marketing di perusahaan Malasya bisa jadi berperan membidani iklan model tersebut.
Agar mampu bertahan dan berkembang dalam iklim industri operator, setiap perusahaan provider memiliki strategi sendiri. Kalo melihat produk dan layanan yang ditawarkan setiap operator adalah sama, maka unique selling point (ciri khas yang membedakan) harus ditemukan. Ketika para provider berlomba perang tarif iklan, Axis pun menarik diri dan lebih menjawab tantangan untuk menghadirkan penawaran yang jujur tanpa syarat dan ketentuan tersembunyi.
Diawali dengan strategi promosi yang mengena, diharapkan mampu mendongkrak Axis mempercepat ekspansi perusahaan dan memposisikan operator ini sebagai brand nasional “AXIS Makin Dekat dengan Rakyat”. Melalui kerjasama yang inovatif, didukung SDM yang kompeten, perusahaan bertujuan mampu menciptakan lebih banyak kesempatan kerja untuk anak bangsa. Rencana konkret membangun Base Transceiver Station (BTS) agar mampu mempersatukan Indonesia dengan layanan mobile broadband. Komitmen jangka panjang STC mengembangkan industri telekomunikasi, tentunya setiap perusahaan akan melihat potensi ROI dan pendapatan.
Axis yang selalu eksis disegala media, termasuk bersinergi dengan dunia internet, termasuk seperti saya yang berusaha untuk menggunakan media tersebut agar mampu beraktualisasi dalam hidup. khususnya menjadi harta karun ilmu bagi saya, buah hati saya Sukma, dan pembaca blog poetry art’s love setia.
saat membuat tulisan ini sambil menerawang ;
“Mama, mama…..(matanya berbinar saat memanggil namaku); Princess Sukma udah semakin besar saja, ia membukakan pintu untukku, bahkan dengan sigap meraih tas kerja, laptop yang aku bawa untuk dibawakan, tidak menghalangi langkahnya meskipun masih berumur 19 bulan. Tingkah lucunya membuatku selalu semangat dan ketika penat kualami dia bisa membuatku tersenyum. Aku semakin bergairah karena Sukmaku.