Pendidik itu berfikir Future Oriented

By poetry - 21.20





 “Together, we can make a difference” 1  kalau boleh meng-quote Putera Sampoerna dalam websitenya. Saya yakin dengan bergandengan tangan, kita akan mampu untuk membuat perbedaan yaitu kemajuan, kemajuan bukan hanya untuk diri sendiri tapi dalam konteks kebersamaan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia. Banyak tantangan yang kita hadapi, kita bukan hanya bersaing (tidak mesthi  bermakna negative) dengan saudara kita, kerabat kita, sahabat atau teman kita, atau bahkan competitor kita saja. 

Kita memang hidup sebagai seorang individu; anak dari kedua orang tua, ibu atau bapak dari anak-anaknya, kakak atau adik dari  sebuah keluarga, saudara dari saudara yang lain.Dan tidak dipungkiri juga kita menjadi bagian makhluk sosial, kita menjadi seorang individu yang bersahabat dengan individu lain, kita belajar dalam sebuah madrasah pendidikan, kita menjadi bagian dari sebuah organisasi, serta menjadi bagian dari masyarakat lokal, antar daerah, antar pulau, dalam sebuah negara.

Pada akhirnya kita menjadi bagian masyarakat dunia. Dengan banyaknya tantangan yang menghadang didepan kita, saya sepakat dengan empat pilar Putera Sampoerna Foundation (PSF) tahun 2001 dengan memajukan masyarakat Indonesia yaitu Pendidikan, Pemberdayaan  Perempuan, Kewirausahaan, dan Bantuan Kemanusiaan.1 Empat kunci pokok ini tidak dapat dibagi-bagi atau menjadi opsi mana yang harus diprioritaskan, karena semuanya terkait satu dengan yang lain. Namun dalam artikel ini penulis hanya fokus pada satu pilar saja. Seperti pilar pertama pendidikan. Ada berbagai definisi tentang pendidikan antara lain: 

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.2 Pendidikan juga berarti proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.3 Wakil Presiden Boediono menyebutkan pendidikan adalah investasi yang dibutuhkan anak-anak bagi masa depan mereka.4
 
Pendidikan adalah hak asasi manusia. Ini disepakati masyarakat internasional tahun 2000 di bawah pimpinan UNESCO. Meskipun di tahun 2012 ini mahasiswa sendiri yang banyak memprotes rencana swastanisasi perguruan tinggi. Sebuah seruan kepada negara untuk menerapkan hak asasi manusia di bidang pendidikan. Kewajiban negara adalah membuka akses bagi semua orang untuk sekolah dan pendidikan, terlepas dari latar belakang ekonomi. 5

Bicara tentang pendidikan, tidak melulu hanya lembaga formal saja tapi non formal atau informal mampu berkontribusi sebagai wadah transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas (pembukaan UUD 1945 alenia 4). 6 Dari banyak definisi dan fungsi pendidikan diatas betapa peran pendidikan begitu penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Dalam artikel ini penulis mencoba untuk membagi fase pendidikan berawal dari  sebelum bayi lahir, bahwa peran seorang ibu adalah pertama dan utama dalam mendidik calon generasi mendatang. Melalui sikap perilakunya, tutur katanya, emosinya, seorang anak mampu merasakan ataupun merespon keadaan lingkungan. Melalui seorang ibu anak mampu mempercayai dan menghadapi dunia. Berikutnya melalui pendidikan keluarga, anak mampu memahami nilai luhur (filosofi keluarga) seperti Putera Sampoerna sendiri nilai kearifan, ambisi dan kemurahan hati yang diteruskan dari generasi sebelumnya. Sampai akhirnya sebagai sosok manusia sejati mampu merefleksikan kehidupan ( lihat Erikson’s stages of psychosocial development). Sampai akhirnya anak mengenyam pendidikan baik itu informal maupun lembaga formal pendidikan. 

Setelah kita mengulas banyak tentang makna pendidikan sendiri, tentunya pendidikan tidak lepas figure dari seorang pendidik (atau orang yang memberikan pendidikan).

Ilustrasi:
“Kakek saya seorang guru ngaji, ayah saya seorang guru PNS, kakak saya seorang guru SMP Negeri, adik saya seorang guru Muha dan dosen disebuah universitas swasta. Dan saya sendiri….belum guru (bukan berarti tidak ingin menjadi guru) sekarang saya bekerja disebuah media. Kalo ditelusuri darah seorang guru ada dalam nadi saya.” Guru menurut saya digugu dan ditiru (dalam bahasa jawa, yang berarti memberikan suri tauladan bagi para peserta didiknya). Saya bilang ayah dan kakek saya adalah guru bagi saya, saya bilang guru ngaji adalah guru bagi saya, dan kalau boleh saya bilang orang yang mampu mentransfer ilmu pengetahuannya, memberikan inspirasi bagi lingkungan adalah Guru saya. 

Menurut saya menjadi pendidik bukan hanya menjadi sebuah gen (turunan). Menjadi pendidik bisa dipelajari tentunya dengan berguru dari sebuah pembelajaran (pendidikan).  Seperti saat saya membaca website dari Puterasampoerna, saya mampu belajar bagaimana pentingnya sebuah keluarga, bagaimana peran filosofi individu yang dibreakdown menjadi filosofi perusahaan (corporate), bagaimana menjadi seorang leaderyang memiliki leadership visioner, dan bagaimana menjadi seseorang yang mampu mengambil keputusan untuk kehidupan mendatang dengan berani mengambil resiko apapun. 

Menurut saya pendidik itu bukan hanya berfikir pada current oriented (masa sekarang saja) tapi pendidik itu berfikir future oriented (berfikir masa depan) sehingga siapapun yang berfikiran demikian akan berupaya berjuang mewujudkan harapannya, dimana kreativitas, inovasi, visioner yang dibutuhkan sehingga mampu berdiri pada iklim yang turbulence dan berubah setiap saat. 

Menjadi pendidik itu menjadi orang yang tidak hanya belajar untuk dirinya sendiri, tapi bisa menularkan nilai-nilai luhur berkarakter yang dimiliki untuk kepentingan orang banyak bahkan merubah cara pandang atau berfikir seseorang untuk berbuat berperilaku mengatasnamakan bukan hanya kepentingan golongan ( kepentingan bangsa dan negara khususnya generasi masa depan). Menjadi pendidik bukan hanya menjadi label ataupun gelar tapi pendidik sejati mampu menyentuh hati, jiwa serta fikiran khalayak untuk terbuka luas, dan menyadarkan diri kita bahwa setiap orang harus dapat meningkatkan kualitas individu agar mampu mendorong atau memotivasi peningkatan kualitas manusia Indonesia.  Pendidik itu mampu menginspirasi dan menggerakkan hati jiwa-jiwa peserta didiknya untuk berbuat.

Literature:
1 http://www.puterasampoerna.com/in/biography diunduh 30 Juli 2012 pk. 08.45
2 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan diunduh 30 Juli 2012 pk. 08.45
  diunduh 30 juli 2012 pk. 08.45
   pk. 08.45
5 http://www.dw.de/dw/article/0,,15933863,00.html diunduh 30 Juli 2012 pk. 08.45
   diunduh 30 Juli   2012 pk. 08.45
Sinergi kajian bisnis dan manajemen Vol 5 No.2,2003 p.47
Erikson’s stages of psychosocial development









  • Share:

You Might Also Like

3 Comments