Proses Strategi Manajemen Yayasan Amal Bhakti Ibu

By poetry - 19.58

A. Gambaran Organisasi:
Yayasan Amal Bhakti Ibu atau YABI adalah yayasan yang memberikan bekal kepada anak-anak usia dini dari TK sampai SD. Memberikan bekal bagaimana hidup saling tolong menolong, cinta tanah air, perdamaian dan juga kerukunan antar umat. Nilai-nilail tersebut harus diajarkan kepada anak-anak, agar ketika sudah dewasa mereka tentunya akan selalu memegang empat hal tersebut. Keprihatinan akan kondisi saat ini dimana dimasyarakat cenderung berkembang sikap membeda-bedakan, baik agama, ras, dsb. Sepertinya tidak ada lagi cinta kasih diantara sesama, selain itu juga nasionalismenya yang mulai luntur.

B. Profil Pendiri:
Sulasikin Murpratomo, bernama lengkap Anindyati Sulasikin Murpratomo merupakan pendiri sekaligus Ketua Umum dari Yayasan Amal Bhakti Ibu atau YABI Pusat Jakarta. Wanita ini sangat tekun dan pekerja keras dalam menjalankan berbagai aktivitas yang diembannya, jadi tidak heran kalau beberapa jabatan baik dalam struktur pemerintahan maupun organisasi sosial dan politik pernah disandangnya mulai dari Anggota DPR/MPR, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung dan berbagai jabatan lainnya. Wanita kelahiran Jakarta, 18 April 1927 ini, banyak berkecimpung dalam organisasi sosial kemasyarakatan. Antara lain mengurusi Yayasan Amal Bakti Ibu (YABI) yang didirikan bersama teman-temannya.

Terbentuknya YABI, berawal dari kerisauan hati melihat begitu banyak kekerasan di ruang publik dengan menggunakan alasan etnis, ras, suku, dan agama. Melalui YABI, dirancang kegiatan yang mengajarkan budaya damai kepada anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD).

Kegiatan ini melatih guru TK, SD, pesantren, dan ibu-ibu untuk mengajarkan ke murid dan anak-anak konsep hidup damai antar suku, etnis, agama, lapisan sosial, cinta tanah air, kebersamaan, dan tolong menolong. Untuk anak TK melalui tari dan nyanyi, sedangkan untuk usia SD ditambah menggambar bersama. Semuanya telah tercantum dalam modul yang dibuat.

Saat ini YABI telah berada didelapan provinsi, di antaranya Provinsi di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan yang bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional untuk melatih ribuan guru yang ada di daerah tersebut serta memberi beasiswa

C. Visi :
menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang mampu membekali cikal bakal generasi muda akan jiwa nasionalisme cinta damai, tolong menolong, dengan menjunjung kearifan local budaya.

D. Misi :
1. menjadi organisasi sosial memberi kontribusi besar pada masyarakat, bangsa dan negara melalui penyadaran nilai-nilai antara lain bagaimana hidup saling tolong menolong, cinta tanah air, perdamaian dan juga kerukunan antar umat.
2. Melalui PAUD/ sekolah dasar ditanamkan rasa cinta tanah air kepada bangsa dan negara.

E. Tujuan :
untuk menumbuhkembangkan dan membudayakan nilai-nilai hidup cinta damai bagi anak-anak Indonesia., melalui TOT (trainer of trainer)

F. Program dan kegiatan kerja:

AIMDAMAI (Anak Indonesia Membangun Budaya Damai) mencoba menyebar virus perdamaian melalui kegiatan Anak Indonesia Cinta Damai atau AICINDA.

Progam atau kegiatan berkoordinasi dengan Dinas/ institusi/ perusahaan terkait.

Contoh:
Dalam rangka memperingati hari anak dan hari kebangkitan nasional yang ke 100 YABI Cabang Sleman akan mengadakan penataran bagi 50 guru-guru TK maupun SD di Sleman selama dua hari, memohon dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah Materi penataran meliputi hidup saling tolong menolong, cinta tanah air, perdamaian dan kerukunan antar umat. Nantinya setelah para guru selesai mengikuti penataran akan langsung diterapkan kepada anak-anak, pada kesempatan tersebut akan melibatkan sebanyak 250 anak usia TK dan SD. Kepada mereka akan diajari bagaimana menerima perbedaan, bagaimana menerapkan cinta kasih, bagaimana saling tolong menolong, bagaimana mecintai tanah air, dengan berbagai kegiatan diantaranya menggambar dan diskusi. Misalnya untuk menumbuhkan rasa kerukunan antar umat beragama anak-anak diminta untuk menggambar berbagai tempat ibadah yang saling berdampingan. Pada kelompok diskusi dimana anak-anak diajari bagaimana memecahkan masalah, bagaimana sikap tolong menolong, setiap kelompok ada fasilitatornya sebagai pengarah.

Target:
a. Mengajak tokoh masyarakat dan perguruan tinggi lintas agama terlibat dalam
YABI.
b. Mengajak para pengambil keputusan/ kebijakan untuk aktif berpartisipasi baik
di daerah/local maupun di tingkat nasional.
c. Mengajak anak-anak untuk cinta damai baik PAUD, TK, SD
d. Mengajak guru-guru, para pemerhati anak, orang tua
e. Seluruh masyarakat Indonesia

Bentuk Kegiatan:
Pelatihan Fasilitator AIMDAMAI (Anak Indonesia Membangun Budaya Damai) selama 3 hari;
a. Bekerjasama dengan kepala daerah, bupati/ walikota/pihak terkait
b. Bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK
c. Bekerjasama dengan para donator
d. Bekerjasama sponsor pendukung (media)

Tempat:
a. Kabupaten Sleman – Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman & Gedung PKK Kab.
Sleman.
b. Kabupaten Gunung Kidul,
c. Kabupaten Kulon Progo,
d. Kabupaten Bantul dan
e. Kota Yogyakarta.

Dasar Pemikiran
Keprihatinan YABI bahwa budaya rukun, tolong menolong, cinta tanah air, dan perdamaian di tanah air Indonesia semakin hari semakin menipis dan mengalami keterpurukan. Oleh karena itu diperlukan pendidikan dan pelestarian nilai-nilai kebangsaan.

Kita semua menyadari bahwa anak-anak kita usia 4-13 tahun yang oleh para psikolog disebut sebagai generasi platinum ini merupakan calon pemimpin bangsa yang amat kita andalkan untuk bisa mewujudkan amanat rakyat Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD1945 dan Pancasila. Penanaman nilai-nilai budaya cinta damai sejak usia dini merupakan salah satu cara yang dipilih YABI untuk mewujudkan amanat keramat ini.

Pelatihan itu diikuti oleh 47 orang pendidik usia dini (PAUD) dan 40 orang guru SD, yang nantinya akan menjadi fasilitator di lingkungannya masing-masing. Materi pelatihan disesuaikan dengan usia anak-anak pada masing-masing fasilitator. Untuk PAUD misalnya dilakukan dengan cara diskusi. Mereka dikelompokkan dalam 4 materi yang meliputi Kelompok Cinta Tanah Air, Kelompok Kerukunan, Kelompok Tolong Menolong, dan Kelompok Perdamaian baik untuk PAUD maupun guru SD.

Harapan: Virus Perdamaian , Budaya, Tolong Menolong, Kerukunan, dan Cinta Tanah Air bisa ditularkan peserta pelatihan ke anak didik mereka serta masyarakat dilingkungan masing-masing khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Submitted for Mr John's take home exams, PAN Yogyakarta

  • Share:

You Might Also Like

2 Comments