Kabudayan Jawa sebagai Personal Branding DIY

By poetry - 20.49


Dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta tahun 2012/2014, Program Studi S2/ S3 Kajian Pariwisata, Sekolah Pascasarjana UGM bekerjasama dengan PT (Persero) TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko mengundang pelaku industri dan pariwisata memberikan masukan dan ide konsep dan gagasan sebagai strategi pemasaran dan promosi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitar. Sebelum bicara tentang strategi secara masterplan, menurut pendapat saya sebagai pelaku industri, perlunya kita memahami filsafat pariwisata. Secara etimologi filsafat berasal dari kata philos dan sophia, jika menurut bahasa Arab Filsafat atau falsafah, sedangkan bahasa Yunani philosophia yang berarti pecinta kebijaksanaan. Secara epistemologi filsafat mengkaji tentang hakekat dan pengetahuan, hakekat manusia dengan manusia, hakekat manusia dengan alam, hakikat manusia dengan unsur lainnya. Itulah sebabnya nilai dan norma kehidupan manusia tidak lepas dari etika dan estetika. Kita sendiri lebih menerapkan filsafat Timur. Dan sejatinya seluruh aspek segi kehidupan kita salah satunya bidang pariwisata dapat kita landaskan melalu pemikiran tersebut. Pariwisata Jogja hanya bisa berkembang jika setiap orang diantaranya mau menjadi bagian atau agent yang aktif, partisipatif untuk terus nguri-nguri kebudayaan Jawa.
Seperti yang pernah saya sampaikan saat bertemu Djaka Lodang, majalah terbesar (great leading magazine) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam bahasa Jawa sebagai berikut
  
"kabudayan Jawa kuwi ora ana tandhinge, mula tinggalane leluhur kang adiluhung iki kudu dipepetri lan aku (baca: putri) minangka kawula mudha uga kepengin banget melu nguri-nguri. Apamaneh kabudayan kang ana pulo Jawa iki wae maneka warna, saka seni tari, seni gamelan, seni sastra kaya macapatan, maca gurit lsp pokoke aku pengen sinau kabeh mau. Kabudayan kuwi bisa mbangun budi pakertine bangsa apamaneh wanita kudu njaga aja nganti kengguh marang kabudayane liyan. Sebab kabudayan tinggalane leluhur iki luwih sakabehane dibanding kabudayan seje, beciki para mudha kang kudu nerusake lan nguri-uri aja nganti mati."

Kalau boleh ditegaskan kembali bahwa strategi pemasaran ini akan melibatkan seluruh elemen bangsa baik dari pelaku industri, pemerintah, institusi pendidikan (dosen, mahasiswa, dsbnya), kemudian seluruh masyarakat dari lapisan yang paling kecil anak didik misalnya. Mulai pendidikan informal atau informal, pendidikan anak usia dini hingga level pendidikan tinggi harus memahami dan melestarikan budaya itu, khususnya kebudayaan Jawa. Kebudayaan Jawa itu elemen penting sebagai (unique selling point) yang dimiliki oleh bangsa Indonesia khususnya Jogja. Terlebih lagi, kita juga harus bersyukur atas pemberian Tuhan berupa tanah atau kondisi lahan, letak yang strategis, iklim yang mendukung. Jika alam sudah menyediakan berbagai sumber yang bisa menjadi aset terbarukan, oleh karenanya lindungi alam kita, berbuat terbaik dan bijaksana, memanfaatkan untuk hajat hidup orang banyak. Dan bagi aset yang tidak terbarukan maka lestarikan, manfaatkan dengan cara santun/ berhemat, dan pilih alternatif aset lainnya.

Baik, sebelum kita membahas tentang strategi pemasaran, mari kita cermati terlebih dahulu bagaimana segmentasi pariwisata di DIY Jogja;  identitas budaya, target pariwisata; wisatawan nusantara (domestik) dan wisatawan asing, anak-anak, keluarga, pasangan, positioning kita adalah wisata Jogja untuk dunia,dengan tagline Visit Jogja Never Ending Asia. Melihat lingkungan bisnis pariwisata saat ini, Jogja merupakan kota pariwisata terbesar kedua setelah Bali. Pada tahun 2007 menurut investasi jogjakota sekitar 1,5 juta orang 92% diantaranya adalah wisatawan nusantara sedangkan 8% sisanya adalah wisatawan mancanegara. Angka ini naik di akhir tahun 2011 dimana terdapat kenaikan 112% dibanding tahun sebelumnya. Perkembangan ini didukung oleh berbagai komponen jenis obyek wisata antara lain masyarakat sendiri yang bersikap ramah (terbuka), kemudian peran semua elemen masyarakat lainnya yang saya jelaskan sebelumnya.

Berikutnya peran pemerintah sendiri yang mendukung tumbuhnya industri pelaku usaha. Mahasiswa, dosen (civitas academica), yang berkontribusi aktif membawa nama bangsa khususnya DIY dalam ajang/ pekan ilmiah, seminar, pertemuan bertaraf internasional. Berikutnya sarana prasarana yang mendukung tempat inap, tempat makan, transportasi, keamanan, serta berbagai festival kebudayaan sebagai agenda reguler Jogja misal FKY, Sekaten, Jogja Java Carnival, JFW, Festival dan lain sebagainya. 

Mempertajam ikon-ikon Jogja dalam segala event, on air/ off air, press conference (usaha promosi). Dan satu lagi penghargaan yang diterima kota Jogja  ITA Award (indonesian, Tourism Award)  the best services berturut-turut pada tahun 2009, 2010 bisa menjadi motivasi bagi kita untuk mampu mempertahankan dan memberikan pelayanan kepada customer atau user yang tidak hanya memuaskan tapi juga mengesankan. Kekuatan yang sudah dimiliki kita pertajam sedangkan untuk berbagai kelemahan, sebagai contoh iklim (alam) yang kurang mendukung untuk berkunjung (keadaan alam) bukan menjadi halangan Jogja Never Ending Asia.
Dibalik ancaman alam, ada yang lebih mengancam adalah persaingan yang akan semakin mengglobal khususnya ditahun 2015, seperti halnya perdagangan yang menjadi satu, begitu juga pariwisata, berbagai produk luar akan membanjiri Indonesia (khususnya Jogjakarta) dan bahkan sumber daya manusia juga tidak kalah exist. Bahkan investor asing banyak yang tertarik untuk menanamkan modal di Jogja, tanah atau lahan Jogja makin menjulang tinggi permeternya, bahkan lebih dari 20 juta permeter bahkan lebih. Mari perkuat batik kita, batik Jogja Indonesia, mari perkuat budaya kita budaya Jawa, mari lestarikan situs-situs peninggalan cagar budaya sebagai milik kita, mari lestarikan bahasa kita, culture budaya kita, berbagai alat seni khas Jawa, berbagai karya lagu, seni lukis, seni kriya, seni tari dsb-nya.

Mungkin kalau strategi Pemasaran dilakukan dengan bauran seperti strategi produk, strategi price (harga), strategi tempat/distribusi (place), strategi promosi, dan terus berkembang hingga dikenal istilah 7P dimana melibatkan People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Kalau boleh satu yang perlu ditambahkan menurut saya adalah Passion

Kenapa? Jika semua elemen penting sudah mencakup, produk sudah bermutu, promosi sudah continue dan efektif, harga sudah kompetitif, tempat sudah strategis, dan sudah memberikan servis terbaik dengan komuniksi dan kenyamanan serta kemudahan bagi customer yang ingin dan butuh, maka satu yang penting ketika persaingan tidak lagi sehat, iklim pariwisata makin turbulensi, maka satu kunci yang perlu ditanamkan adalah 1 P terakhir yaitu Passion, terkait semangat, gairah, hasrat bagi seluruh elemen masyarakat untuk setia dengan Pancasila, bangsa Indonesia, mencintai produk sendiri. 

Promosi yang paling mudah melalui I-Branding Personal branding, meskipun terdapat kelebihan dan kekurangan, akan tetapi jika personal branding sudah dimiliki oleh seluruh anggota masyarakat maka dalam setiap karyanya baik nasional atau internasional, selalu melibatkan betapa tingginya budaya asal (origin) yang dimiliki, setiap orang menjadi marketer bagi pelestarian budaya adiluhung bangsa kebudayaan Jawa melalui kiprahnya masing-masing). 

Sedangkan untuk perekonomian dan kepariwisataan harus berintegrasi satu dengan yang lain, semisal, menjalin kerjasama serta komunikasi yang baik antar asosiasi pelaku industri untuk bersama-sama ber- gandengan, bersama kita pasti unggul. Coba kita lihat air sabun di bak cucian, ketika mereka mengumpul menjadi satu maka akan sulit untuk terjerembak atau masuk kelubang, akan tetapi jika terpisah satu persatu yang terjadi mereka (baca; air sabun) dengan gampang masuk mengikuti arus air ke bawah.




  • Share:

You Might Also Like

6 Comments

  1. Orang jawa ga tau basa jawa ora njawani yg terjadi dimasyarakat& generasi muda, orang non jawa malah lebi njawani (wisatawan manca). Dg membaca artikel ini bs ikut melestarikan& menginspirasi muda mudi utk bangga tradisi sendiri & menarik wisata lokal& manca utk datang berkunjung. ^_^

    BalasHapus