Peran Founder Mustika Ratu dalam Corporate Branding

By poetry - 02.29

Saya percaya jika ingin sukses maka kita harus belajar dari orang yang sukses. Ketika mendapatkan kesempatan bertemu dan berbincang dengan tokoh idola saya, khususnya praktisi bidang family business, yaitu Dr. Hj. BRAy Mooryati Soedibyo,SS,MHum, yang merupakan CEO Mustika Ratu,tbk, saya manfaatkan waktu dengan baik untuk menimba ilmu.

Pada acara Workshop Kompas Strategic Business 27&28 Maret 2013, pukul 08.30wib-16.30wib bertempat di Mataram Grand Ballroom Sheraton Mustika Yogyakarta Resorts & Spa, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan baik dari praktisi bisnis keluarga maupun para ahli/ pakar bisnis pemasaran dan juga dari pakar etnografi Indonesia.


Tidak jauh dari apa yang saya bayangkan, kesan pertama (first image) yang saya dapatkan ketika bertemu Ibu Mooryati adalah sosok pribadi yang enerjik, cantik, awet muda, cerdas memiliki ingatan yang sangat kuat, dan aktif dalam berbagai organisasi. Inilah mengapa salah satu tokoh idola saya sebagai contoh family business'founder yang sukses. Mustika Ratu. Apalagi saya adalah peneliti perusahaan keluarga, sehingga merupakan moment yang sangat special kalau biasanya hanya mengenal lewat membaca atau tulisan, mempelajari profil serta bisnis melalui jurnal atau media saja, kini saya dapat menimba ilmu berbicara langsung dari pakarnya, seperti bertemu dengan pribadi satu hati yang memiliki passion yang sama yaitu berkecimpung dalam dunia usaha, membangun perusahaan keluarga, memiliki hasrat besar dan percaya bahwa keluarga sebagai salah satu modal yang kuat untuk keberhasilan bisnis dan satu lagi jatuh cinta dengan manajemen strategi terlebih lagi strategy family business, bergelut tentang suksesi, strategi entrepreneurship dan lain sebagainya.
Jika kita membaca bagaimana profil dari seorang perempuan bernama Mooryati ini, tidak jauh dengan deskripsi perempuan atau seorang puteri yang memiliki 3B, Beauty Brain Behaviour. Nyatanya personal branding seorang Mooryati memang sangat kuat dan kekuatan 3B itu tidak perlu diragukan lagi.

Patut menjadi contoh bagi saya maupun generasi muda, bahwa perempuan itu harus mampu berpenampilan, berperilaku, berfikir, berprestasi, berkarya, dan berhati yang jernih atau positif.

Dalam kesempatan ini saya lebih senang jika membicarakan tentang bagaimana seorang founder itu mempersiapkan successor-nya untuk melanjutkan, melebarkan kiprahnya di dunia binis. Tanggal 12 Januari 2011 merupakan hari yang bersejarah sekaligus membahagiakan bagi Ibu Mur, di usia 83 tahun Mooryati menyerahkan tampuk kepemimpinan atau suksesi kepada putri tercinta Putri Kuswisnuwardhani. Setelah digembleng selama 25 tahun akhirnya tongkat estafet itu diserahkan kepada generasi kedua atau berikutnya. Usaha yang dirintis saat usianya 43 tahun kini tumbuh besar, berinovasi, dan berekspansi hingga dunia internasional.

Moment ini (baca: proses suksesi) adalah awal perjalanan panjang untuk masa depan, peran founder hanya bersifat membuka dan merintis, berpijak pada filosofi "ing ngarso sung tulodo, ing madya mbangun karso, tut wuri handayani". Sedangkan peran suksesor adalah meneruskan cita-cita founder. Yang dibutuhkan adalah suksesor dengan pribadi yang teruji, mau, dan mampu untuk mengembang tugas, serta membawa dan menularkan filosofi yang dimiliki founder tentu saja bermodalkan pengetahuan, pengalaman, cita-cita besar, berpijak pada filosofi bisnis, kultur dan social.

Menurut saya sang founder adalah sosok yang lengkap mumpuni, sang empu, bagaimana tidak memiliki corporate branding kuat bersumber dari personal branding mengagumkan, yang berparas, berpenampilan cantik, cocok dengan usaha yang dia bawakan, dengan slogan kecantikan paripurna, memiliki kecerdasan wanita masa kini yang berbudaya, penuh dengan pengalaman dan prestasi, serta berpengetahuan akademis yang madya, berkontribusi besar dalam seluruh bidang, baik politik, ekonomi/ bisnis, pendidikan, sosial dengan payung yayasan-nya, serta tetap berpegang pada nilai—nilai budaya tradisi Jawa.

  • Share:

You Might Also Like

8 Comments