WEDDING PLANNER POETRY DI TENGAH MARAKNYA PERSAINGAN WO YANG ADA

By poetry - 09.50




Dr.Ir Ciputra merupakan entrepreneur sekaligus akademisi yang belajar dalam sekolah kehidupan yang dinamakan wirausaha. Mengawali usaha dari sesuatu yang dekat dengan dirinya, bisa saya katakan seorang Ciputra pengusaha ideal, bagaimana tidak, bekerja dan membuka peluang pekerjaan atau usaha sesuai dengan minat bidang studinya yaitu arsitektur, developer, properti yang ketiganya memiliki hubungan dekat. Hingga usahanya mengakar kuat, dan menjadi leader di line bisnis yang digelutinya bahkan mampu melakukan ekspansi hingga internasional sebelum perusahaan memiliki ide untuk berkembang luas. 

Filosofi Ciputra menurut penulis, salah satunya adalah semangat berinovasi, semangat untuk bekerjasama (pengendalian diri, win win solution untuk kepentingan bersama, semangat untuk melintasi batas, dan makna berbagi terhadap sesama, sehingga gema entrepreneurship terus digaungkan bahkan jauh sebelum pemerintah memiliki target menciptakan 4 juta wirausahawan.

Saya yakin mungkin masih banyak kredo yang dimiliki oleh seorang Ciputra, sehingga mampu memegang kendali usaha yang bukan hanya ratusan mungkin ribuan anak usaha. Belajar dari para visioner, transformer tersebut, penulis belajar bagaimana sosok seorang pendiri atau CEO yang memiliki personal entrepreneurship mampu membreakdown-nya menjadi corporate entrepreneurship. Yang kedua saya semakin meyakini bahwa seorang entrepreneur bukan mesthi keturunan dari seorang entrepreneur atau pengusaha, namun jiwa kewirausahaan bisa dimiliki siapapun karena bisa dipelajari, hal ini terbukti pada sosok Ciputra yang menularkan motivasi wirausaha bagi generasi muda (masa depan).

Begitu juga saya mengawali membuka usaha, memilih sesuatu yang dekat dengan hati dan kehidupan saya. Usaha WeddingPlannerPoetry yang saya geluti saat ini adalah usaha yang muncul ketika saya mengalami kesulitan kaitannya dengan bagaimana seorang yang ingin menikah bukan hanya berfikir atau mempertimbangkan soal bagaimana mewujudkan penyelenggaraan pernikahan yang sakral sesuai dengan keinginan, kebutuhan, tapi juga melihat kemampuan (budget/finansial), tapi bagaimana banyaknya kesibukan yang ada seorang pengantin harus mampu membagi waktu sehingga  pekerjaan bisa diselesaikan, kuliah bisa seiring sejalan, dan pernikahan bisa berjalan dengan lancar. 

Pernikahan atau perkawinan. Meskipun dalam budaya Jawa sendiri merupakan tanggung jawab dari orang tua setelah anak lahir didunia, tugas dan kewajiban orang tua juga untuk merawat, memelihara, mendidik, membesarkan, serta memberikan pendidikan bagi anak, bahkan untuk menghantarkan jenjang ke pernikahan masih menjadi tugas kewajiban bagi orang tua. Dan saya yakin budaya ini bukan hanya di Jawa saja ada berbagai daerah lainnya. Mencoba mendobrak budaya tersebut bahwa kita sebagai anak sekuat tenaga harus mampu bersikap mandiri tidak terus bergantung kepada orang tua, dan sebagai wujud bakti kami kepada orang tua untuk maka terwujudlah konsep Wedding Planner Poetry (WPP).

Jika difikir usaha weddingplanner/ wedding organizer adalah usaha yang banyak bahkan ribuan orang menggeluti bidang jasa ini. Di kota-kota besar sendiri terdapat puluhan (diatas 50) itu saja WO yang berpromosi melalui internet, belum mereka menggunakan media atau platform yang lain. Sedangkan untuk usaha WO potensi pasar masih cukup besar, hal ini dilihat dari jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2010  kota-kota di Indonesia yang berpenduduk di atas 100.000 jiwa (menurut id.wikipedia.org terdapat 85 kota. Jakarta sendiri sebagai megapolitan terdiri dari lima kota administratif dan satu kabupaten administratif, dijadikan sebagai satu kota yaitu Jakarta (Jabodetabek) 28.019.545 jiwa dan tiga wilayah metropolitan lainnya adalah Surabaya  9.115.485, Bandung 7.622.905 jiwa, Medan 4.144.583 penduduk. 

Sedangkan jika tempat dimana penulis bermukim Yogyakarta tercatat 388.627 penduduk. Dan jumlah ini bertambah dari tahun ke tahun. Artinya jika kita bicara tentang pertumbuhan dan perkembangan penduduk, maka angka kelahiran, pastinya akan diikuti dengan jumlah pernikahan. Meskipun banyak sekali pemain yang bermain dalam bisnis ini, namun penulis yakin visi misi yang dimiliki, segment target positioning yang dituju, serta unique selling point, differensiasi produk membuat produk atau layanan jasa yang dimiliki berbeda dengan jasa wedding organizer/ wedding planner yang sudah ada. Meskipun dalam tulisan ini kami belum menyampaikan secara detail bagaimana strategi persaingan kami namun dengan melihat lingkungan pasar (internal, eksternal), mengukur SWOT (kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang, ancaman) kami optimis mampu memasuki tahun 2015 dimana perdagangan tunggal MEA, dengan cara memperkokoh fondasi usaha kami, sehingga visi misi WeddingPlannerPoetry terwujud.

  • Share:

You Might Also Like

6 Comments

  1. Saluttttt!!! buat mbak Putry yang sudah merambah ke bisnis WO.Sampai sekarang saya termasuk orang yang belum berani melangkah untuk menjadi seorang enterpreuneur.Saya masih berkutat seputar rencana-rencana yang pada akhirnya juga belum pernah terlaksana, karena kurang mantapnya hati.Saya juga sadar, bahwa ketakutan-ketakutan akan kegagalan adalah hal yang menghambat kenapa saya belum berani melangkah untuk menjadi seorang enterpreuneur.Tapi saya punya mimpi, dan suatu saat mimpi saya harus terwujud, yaitu saya pengin jadi pengusaha, dan bisa membantu banyak yatim piatu, orang-orang jompo dan orang tak mampu lainnya, dengan ikhlas, dengan ringan hati, tanpa ada kekhawatiran akan kekurangan sedikitpun. Amin.Sekali lagi , semangat teruus mbak Putri.Semoga tetap sehat, sukses selalu.Amin

    BalasHapus
  2. Untuk jadi seorang entepreuneur itu butuh banyak modal, bukan modal materi yang utama namun modal keberanian. Dua jempol untuk Mba Putry :)
    http://ikhwandokuz.student.ipb.ac.id

    BalasHapus