Ketika membaca situs Republika tergelitik untuk ikut nimbrung memberikan ide buat tagline website Republika yang baru, sudah coba berulang kali masuk dengan login mahaka id enggak juga bisa, tapi... jadi punya ide menulis tentang Republika ini.

Tagline website Republika “Istiqomah Membangun Peradaban Islam”
Definisi istiqomah berarti, Teguh hati, taat asas, konsisten. Istiqomah dengan lisan, hati dan jiwa.
Peradaban berarti, kemajuan dan kecerdasan budaya secara lahir maupun batin. Dalam konteks sebuah keluarga, komunitas, lingkungan, hingga sebuah negara dan kehidupan dunia.
Peradaban atau civilization sendiri tujuannya agar negara Indonesia, masyarakat dunia, maju dan terorganisir dalam kemajuan social kemanusiaannya atau hubungan antar masyarakatnya, dalam konteks Islam rahmatan lil alamin, hubungan harmonis antar sesama masyarakat, dalam kedamaian/ kenyamanan dalam komunitas yang berbeda partai, ras, hingga ajaran agama (lakum dinukum waliyadin)
Islam/ aslama – yuslimu – islaaman, yang artinya selamat, penyempurna dari agama-agama lain serta rahmat bagi alam semesta dan seisinya.

Membangun masyarakat itu tidak lepas beberapa hal, peran seorang pemimpin (leadership dan visioner), peran individu (menjadi pemimpin atau leader bagi dirinya sendiri), peran keluarga, dan masyarakat. Seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, pemimpin yang tabliq, amanah, fathonah dan sidiq tidak hanya berorientasi pada kenikmatan dunia sesaat. Seperti itu juga Republika sebagai agent of change (agent perubahan) berfungsi mengawal masyarakat Indonesia pada khususnya dan menjadi tauladan masyarakat dunia pada umumnya. Sehingga tagline ini menjadi motivasi kedalam dan keluar, yang terimplementasi pada hubungan Republika dengan pembaca/ searcher, klien, karyawan, perusahaan, owner, sehingga membentuk budaya perusahaan good corporate culture sebuah entities(GCC).
Tagline di atas menurut penulis sudah mewakili strategi corporate yang digunakan perusahaan, bahwa focus bisnis pada edukasi, target menengah keatas (educated/intelek), segmented.

Berbicara soal Republika sendiri tidak lepas dari sosok Erick Thohir, dikenal sebagai Presiden Asosiasi Basket Asia Tenggara (SEABA), Ketua umum PB Perbasi, Ketua umum Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), menggeluti hobby basket kemudian mendirikan klub basket Satria Muda (SM) tahun 1998 dan Mahaputri, berhasil merajai kejuaraan Kobatama 1999 dan Kobanita. Dua klub basket tersebut didirikan dibawah Yayasan membawa misi sosial tapi juga membawa brand image perusahaan yang dipunyai sang pemilik, dimana sumber dana diambil dari penyisihan keuntungan Grup Mahaka. Membaca dari profil pria ini kita mampu mendeskripsikan bagaimana sosok Erick yang memiliki passion terhadap hobby, kejuaraan, manajemen, brand image, visioner, menangkap peluang atau lahan bisnis, satu lagi terinspirasi dari para pendahulunya yang sukses memegang bisnis media.

Ada beberapa hal yang penulis garis bawahi motto Erick muda yang tidak hanya concern pada kuliah tapi aktif dalam organisasi sosial/ olahraga, sedangkan untuk bisnis mengikuti filosofi dari sang ayah (family business) yaitu dalam operational management lebih percaya pada professional, tidak melibatkan saudara (unsure family), berorientasi pada menjual pemain bukan pengurus, terakhir menghentikan segala keluhan (stop complaining).

Sekedar informasi, Erick Thohir- Presiden Direktur PT. Abdi Bangsa Tbk (ABBA) membawahi holding company dari 7 anak perusahaan media, diantaranya Harian Republika, Radio One, majalah Golf Digest, Jak TV, videotron, production house dan penerbitan.

Republika dianggap potensial dari hulu hilir, sehingga memberikan ide untuk membuat percetakan sendiri, usaha penerbitan, selain merupakan strategi backward integration. Cita-cita Erick menjadi top five pemain media di Indonesia dan tentunya membawa saham perusahaan menjadi go public.

Selain Republika, Erick tidak lepas dari Mahaka Grup, berdiri tahun 1992, dari arti kata “langkah pertama yang baik”. Dibidani oleh Muhammad Lutfi, Erick Thohir, Whisnu Wardana, dan Harry Zulnard. Mahaka didirikan untuk berkiprah di sektor industry, perkebunan, pertambangan kapur, multimedia, yang selanjutnya melakukan langkah ekspansif di bisnis media.

Tahun 1999 baru membangun radio one Jakarta, suara Indonesia. Tahun 2000 take over Harian Republika. Kiprah Erick tidak lepas dari pengalaman bekerjanya serta ilmunya sebagai lulusan Advertising & Marketing National University California USA.

Ketika melakukan ekspansi, dilihat sebelumnya apakah bisnis keluarga sudah masuk agar tidak menimbulkan persaingan/ conflict atau kanibalisme. Berikutnya harus ada share holder agreement, strategi segmented, bukan hanya news oriented tapi edukatif. Sebagai contoh Republika sendiri - komunitas muslim, Radio One –radionya laki-laki, Golf Digest-penggemar golf, At-fashion.

Nampak di Republika,; langkah efisiensi, memperbaiki content, tampilan, menggenjot pendapatan iklan, merestrukturisasi utang, peningkatan efisiensi terlebih naiknya biaya operasional, biaya cetak, dan pengurangan pegawai (PHK).

Dari semua hal yang dilakukan menurut penulis wujud CSR (corporate social responsibility) yang dipilih perusahaan adalah melalui pembiayaan potensi-potensi olahraga serta mendirikan stadion bola basket sebagai homebase Satria Muda dan Mahaputri.

Banyak langkah strategis Erick Thohir diambil dalam menjalankan bisnis diantaranya take over, kolaborasi, akuisisi, merger, ekspansi, akuisisi internal, integrasi backward, dan divest. Jika menilik dari perjalanan bisnis dari Eric, seluruh pemilihan perusahaan didasarkan pada pertimbangan financial dan keunikan usaha, serta tetap didasarkan pada segmented, edukatif, kelas A B.

(Tayangan televisi Kamis 23 Februari 2012 pk..wib)

Front ground; “bukan begini caranya kalo pengen awet pulsa”, Nampak seorang wanita paruh baya cantik dengan style fashion , dari ujung kepala sampai ujung kaki (top and toe), meliputi tatanan rambut, busana, bahkan dipertegas dengan gaya bicara yang disampaikan menurut penulis mirip ibu Ani Yudoyono, sedangkan untuk background scene menampilkan 3 orang laki-laki, 2 orang tampak misterius digambarkan sebagai dukun (mistis/ klenik), satu orang lainnya berlaku sebagai pengguna (user sang dukun).
sepertinya komunikasi iklan Axis memang mengena dihati mungkin saja karena didalam iklan televisi tersebut satu scene menampilkan unsur-unsur yang kontradiktif, bagaimana tidak, yang muncul dalam persepsi iklan ini adalah aneh, lucu, menggelitik, tapi tetap menampilkan brand awaraness Axis, bahwa salah satu provider tersebut memiliki “hati yang baik”, provider lainnya; harga pulsa yang mahal diibaratkan “hati yang buruk”.

Strategi marketing promosi yang dilakukan Axis memang beda, nampak sejak awal diluncurkan, ketika iklan televisi komersial provider lainnya lebih menggunakan bintang iklan artis/ penyanyi terkenal, dengan menggunakan iringan lagu yang “sedang Hit”, Axis hadir dengan perbedaan bukan dilekatkan pada brand ambassador, tapi ya Axis itu sendiri. Axis menampilkan orang-orang biasa (tidak begitu dikenal) tapi justru bisa booming (catching ear), buktinya teman saya selalu menirukan gaya wanita paruh baya dalam iklan tersebut. Seperti yang saya ungkapkan, ketika melihat iklan tersebut aneh, lucu, enggak masuk akal (unlimited inspiration) tapi senantiasa mengambil nilai-nilai local wisdom makanya unsur mistis muncul disitu.

Sosok Erik Aas, Presiden Direktur dan CEO yang pernah menjadi chief marketing di perusahaan Malasya bisa jadi berperan membidani iklan model tersebut.

Agar mampu bertahan dan berkembang dalam iklim industri operator, setiap perusahaan provider memiliki strategi sendiri. Kalo melihat produk dan layanan yang ditawarkan setiap operator adalah sama, maka unique selling point (ciri khas yang membedakan) harus ditemukan. Ketika para provider berlomba perang tarif iklan, Axis pun menarik diri dan lebih menjawab tantangan untuk menghadirkan penawaran yang jujur tanpa syarat dan ketentuan tersembunyi.

Diawali dengan strategi promosi yang mengena, diharapkan mampu mendongkrak Axis mempercepat ekspansi perusahaan dan memposisikan operator ini sebagai brand nasional “AXIS Makin Dekat dengan Rakyat”. Melalui kerjasama yang inovatif, didukung SDM yang kompeten, perusahaan bertujuan mampu menciptakan lebih banyak kesempatan kerja untuk anak bangsa. Rencana konkret membangun Base Transceiver Station (BTS) agar mampu mempersatukan Indonesia dengan layanan mobile broadband. Komitmen jangka panjang STC mengembangkan industri telekomunikasi, tentunya setiap perusahaan akan melihat potensi ROI dan pendapatan.

Axis yang selalu eksis disegala media, termasuk bersinergi dengan dunia internet, termasuk seperti saya yang berusaha untuk menggunakan media tersebut agar mampu beraktualisasi dalam hidup. khususnya menjadi harta karun ilmu bagi saya, buah hati saya Sukma, dan pembaca blog poetry art’s love setia.

saat membuat tulisan ini sambil menerawang ;

“Mama, mama…..(matanya berbinar saat memanggil namaku); Princess Sukma udah semakin besar saja, ia membukakan pintu untukku, bahkan dengan sigap meraih tas kerja, laptop yang aku bawa untuk dibawakan, tidak menghalangi langkahnya meskipun masih berumur 19 bulan. Tingkah lucunya membuatku selalu semangat dan ketika penat kualami dia bisa membuatku tersenyum. Aku semakin bergairah karena Sukmaku.