Bantu Anak Indonesia Miliki Perilaku Cerdas & Cerdas Berperilaku

By poetry - 02.17


Kecerdasan & Perilaku, Bukanlah Kemampuan Anak yang Terbentuk Secara Instan. Seribu hari pertama kehidupan anak sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun merupakan periode kritis yang menjadi penentu tumbuh kembang otak anak. Pada masa ini sirkuit otak tumbuh dan terbentuk nyaris sempurna hingga disebut sebagai window of opportunity, karena otak anak menyerap dengan baik dan cepat setiap informasi yang diberikan oleh lingkungan. Oleh karena itu sangat penting bagi orang tua memiliki pengetahuan mengenai kebutuhan anak di setiap tahapan tumbuh kembang, agar kecerdasan anak dapat berkembang dengan maksimal sesuai usianya. Dalam rangka terus melakukan edukasi kepada para orang tua, Morinaga menyelenggarakan media workshop ‘Bantu Anak Indonesia Memiliki Perilaku Cerdas & Cerdas Berperilaku’ dengan menghadirkan nara sumber: DR. Dr. Eddy Fadlyana, SpA(K), M.Kes - Ketua UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak & Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo - FK Unair, Surabaya; dan DR. Rose Mini, M.Psi, psikolog dan pengajar di Universitas Indonesia, tanggal 6 Juni 2014 di Jakarta.

Terdapat dua faktor kunci keberhasilan sebagai pembentuk kecerdasan dan perilaku pada masa awal kehidupan anak: (1) sirkuit jaringan otak yang terbentuk normal sesuai tahapan usia, dan (2) orang tua yang memberikan input eksternal dalam lingkungan sehari-hari. Untuk membentuk poin pertama dan kedua dibutuhkan asupan nutrisi dan juga stimulasi dari orang tua dan lingkungan. Karenanya kualitas nutrisi dan stimulasi yang seimbang sangat krusial bagi anak dan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk kecerdasan anak pada masa tumbuh kembang. Keduanya merupakan bagian dari pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. Dua hal inilah yang harus diperhatikan dengan baik di periode sensitif terutama di masa kritis yang terjadi sejak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Terlebih masa kritis merupakan saat terbaik memprogram kecerdasan pada anak, serta melakukan koreksi pada perkembangan anak.

Morinaga, salah satu produk unggulan Kalbe Nutritionals, memahami dan mendukung keinginan orang tua untuk memiliki anak yang berperilaku cerdas dan cerdas berperilaku. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan asupan nutrisi yang tepat pada masa tumbuh kembang anak, terutama pada masa sensitif dan periode kritis untuk membantu pembentukan sirkuit jaringan pada otak terbentuk normal. “Kecerdasan anak sangat dipengaruhi stimulasi yang diterima di tahun awal kehidupannya. Stimulasi yang tepat, baik jenis maupun frekuensi akan mempengaruhi kecerdasan anak. Stimulasi yang tepat dapat menggali potensi pada anak, dan menjadi awal orang tua mengetahui kecerdasan apa saja yang menonjol pada anak. Nutrisi tepat akan medukung anak secara fisik untuk siap menerima stimulasi dan siap mengembangkan kecerdasan multitalenta yang dimilikinya. Persiapan yang dilakukan sejak dini akan menyiapkan anak secara fisik dan emosi menjadi lebih berkualitas, anak generasi platinum yang berperilaku cerdas dan cerdas berperilaku,” bilang Helly Oktaviana, Business Unit Head Nutrition for Kids, Kalbe Nutritionals. 


Meskipun berbagai informasi mengenai pentingnya seribu hari kehidupan anak telah luas beredar, balita di Indonesia yang jumlahnya sebesar 10% dari jumlah penduduk, memiliki prevalensi (rata-rata) gangguan perkembangan yang bervariasi, 19%  di daerah perkotaan, dan 30% di daerah pedesaan (Fadlyana E., 2003). “Gangguan tumbuh kembang ini dapat terjadi karena berbagai faktor, namun umumnya dapat dihindari bila orang tua berperan aktif sejak awal dan memahami setiap tahapan tumbuh kembang dengan baik karena proses mewujudkan anak yang berperilaku cerdas dan cerdas berperilaku tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan bertahap,” menurut DR. Dr. Eddy Fadlyana, SpA(K), M.Kes - Ketua UKK Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)


DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak & Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo – FK Unair, Surabaya menekankan penjelasan DR. Dr. Eddy, “Orang tua sebaiknya memahami setiap tahapan tumbuh kembang anak dengan baik. Pemahaman yang baik akan menuntun orang tua mengetahui nutrisi terbaik yang harus diberikan, saat yang tepat kapan anak mulai berjalan, berbicara dan siap menerima stimulasi yang sesuai usianya. Pada masa seribu hari pertama kehidupan anak hingga berusia 6 tahun merupakan periode sensitif untuk membentuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak, termasuk melakukan koreksi bila terjadi gangguan pada anak.”


DR. Rose Mini, M.Psi, psikolog dan pengajar di Universitas Indonesia, yang akrab dipanggil Bunda Romi menyebutkan bahwa terdapat dua  faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Faktor pertama adalah nature atau alami, seperti bentuk badan, usia, dll. Sementara faktor kedua adalah nurture atau pengasuhan, seperti nutrisi, stimulasi, dan pola asuh. “Pengasuhan merupakan proses interaksi total antara orang tua dengan anak, yang bertujuan merawat, mengajarkan sosialisasi serta mengkomunikasikan nilai kasih sayang, nilai moral, minat, perilaku dan kepercayaan pada anak. Sementara pola asuh adalah gaya pengasuhan yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh pilihan orang tua akan menentukan bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak. Bentuk stimulasi inilah yang akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kompetensi sosial, emosional dan intelektual anak,” jelas Bunda Romi.

“Penting bagi orang tua untuk bersikap terbuka dan tidak memaksakan satu model pola asuh yang dominan. Orang tua harus mau menerima masukan dan menerapkan pola asuh yang sesuai dengan kondisi anak serta perkembangan zaman. Cara orang tua menerapkan pola asuh akan berpengaruh terhadap cara  pemberian stimulasi kepada anak. Hasil stimulasi tersebut akan membentuk kecerdasan dan pemahamannya akan kondisi diri dan sekelilingnya sehingga anak mampu tumbuh cerdas berperilaku dan berperilaku cerdas, ” tambah Bunda Romi.

Melalui rangkaian kegiatan seminar dan workshop ‘Siapkan Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini’, Morinaga bekerja sama dengan para pakar tumbuh kembang berupaya menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang masa tumbuh kembang anak ke seluruh Indonesia. Karena tak hanya orang tua, stimuli dari luar memerlukan keterlibatan aktif dari children stakeholder - yaitu orang tua, guru maupun tenaga medis - berupa pemberian pengalaman secara dini (early experience) dan melalui lingkungan (enrichment environment) yang diberikan kepada Si Kecil selama proses tumbuh kembang berlangsung. Morinaga juga membangun arena bermain edukatif ‘Dunia Generasi Platinum Morinaga 2014’ di 20 kota di seluruh Indonesia. Diawali di Jakarta bulan Maret 2014, ‘Dunia Generasi Platinum Morinaga 2014’ menghadirkan permainan edukatif: karavan nada, balon kreatif, oto bowling, bengkel  mobil dan samudera kata yang berbasis kecerdasan multitalenta untuk meningkatkan kemampuan sekaligus memberikan stimulasi otak anak agar siap menjadi generasi platinum.



  • Share:

You Might Also Like

1 Comments