Pada hari Sabtu tepatnya tanggal
10 November 2012, kami mendapat kehormatan untuk menyaksikan acara ijab kobul
saudara yang berlangsung pada jam 09.00 wib (pagi) di kabupaten Gunung Kidul..
Sebelumnya kami harus berkumpul di tempat mempelai pria yang berada di pusat
kota Jogjakarta. Agar tidak terlambat kami pergi pagi-pagi sekali. Kami
menyadari dalam kegiatan apapun apalagi moment yang begitu special, kata
"terlambat" alias korupsi waktu adalah hal
yang sangat memalukan, bisa-bisa hanya menunggu satu orang saja, menghambat keberangkatan rombongan mempelai
pria menuju tempat akad nikah tepat waktu.
(Bicara tentang korupsi mengutip
facebooker rakosa radio tentang korupsi itu apakah peluang, kebutuhan, memperkaya
diri sebagai berikut hasilnya)
Berangkat jam 05.00 pagi ketika
hujan masih turun dengan lebat. Alhamdulillah, jalanan lancar sehingga dari
rumah kami yang berada di pusat kota pemerintahan
kabupaten Sleman hanya membutuhkan 1 jam saja, jam 06.00 kami sampai, dan tidak
berapa lama rombongan mempelai pria bersiap untuk berangkat. Sekitar 12
rombongan iring-iringan siap berkonvoi. Karena lima hari kerja maka hari Sabtu-pun libur,
volume kendaraan cukup padat, tapi tidak menghalangi kendaraan berkonvoi
memecahkan kesunyian pagi.
Berikutnya, alhasil tidak memakai Voorijder mobil iringan
pengantin yang satu dengan yang lain
agak berjauhan sehingga kurang nampak terlihat sebuah kebersamaan (alias
berjalan sendiri-sendiri). Ketika kami sudah melewati daerah Piyungan, bersiap
naik menuju tebing tinggi (Wonosari)
kata orang, jalanan yang berliku dan
cenderung naik, dipenuhi oleh motor, mobil pribadi, angkutan umum, truk
melintas dengan cepat. Melihat pepohonan, rumah, tebing dikanan kiri, melintasi
jalanan yang sering disebut irung petruk (Jawa) atau hidung petruk (Indonesia) untuk menyebutkan jalanan yang menukik tajam,
sampai akhirnya mobil kami melewati hutan yang disebut hutan wanagama. Wana dalam bahasa
jawa berarti alas.
Di tempat tersebut, tidak ada rumah penduduk, tidak nampak ada orang berjalan
kaki, yang ada hanya hutan lebat di sepanjang kanan dan kiri, banyak cerita horror
yang berkembang disitu, tapi banyak juga mahasiswa atau tim pramuka yang
menjadikan tempat tersebut sebagai tempat berlatih pecinta alam, untuk berkemah
dan sebagainya. Tiba-tiba dari arah belakang seorang pria yang masih muda
menyelip mobil kami meminta mobil yang kami tumpangi untuk segera minggir dan
mengatakan “Pak!!!”, sambil melambaikan tangan memberikan kode agar mobil
minggir, dari balik helm hitam, pria muda tersebut mengatakan “…ban depan bocor
Pak!!”, otomatis kami berjalan agak pelan, berikutnya seorang bapak yang memboncengkan istri dan
anaknya juga menyalip kami dan mengatakan kami harus segera minggir karena ban
bocor, bahaya. Segera driver
melambatkan mobil dan mencoba lebih kepinggir pelan-pelan. Kami-pun
segera berhenti dan meminggirkan mobil yang ditumpangi.
Ketika kami keluar, Ya Allah …benar
!! karet ban depan robek dan sampai habis. Kebetulan kakek Sugi yang duduk
didepan tadi mengatakan bahwa tidak jauh dari tempat kami berdiri, sebelumnya mendengar
ada suara aneh dari bawah mobil, iya mungkin ketika ban pecah tadi dan membuat
mobil yang ditumpangi nampak sedikit oleng.
Saat melihat kami berhenti, mobil
iringan pengantin yang berada tepat dibelakang kami, memberikan tanda (tin-tin) sebagai tanda justru ingin mendahului,
disusul mobil iringan pengantin lainnya. Kami tertekun, mengapa tidak ada orang
yang berhenti dan mengaruhkan dalam istilah Jawa yang berarti
memperhatikan atau peduli. Kenapa tidak ada yang berhenti serta menanyakan
keadaan kami. Saat itu juga suami segera memeriksa kondisi ban yang bocor.
Melihat ban yang bocor, kempes sampai ban tidak bersisa, kamipun sebagai
penumpang berhamburan keluar, ada 3 orang manula (1 kakek) dan 2 nenek, berikutnya
2 anak balita masing-masing berumur 2 dan 3 tahun perempuan dan laki-laki. Dan
2 orang ibu (yaitu saya dan kakak perempuan saya). Sebenarnya kami berencana
membawa dua mobil, tapi karena dirasa tidak efektif maka jadilah satu mobil
yang digunakan. Dongkrak sudah dikeluarkan dan dipasang tinggal kami mengambil
ban cadangan, ternyata kami kesulitan mengambil ban cadangan karena besi
panjang yang kami gunakan mudah terlepas, kami pun meminta pertolongan pada kendaraan
atau mobil yang lewat.
Dari sekian banyak mobil yang melintas, mobil pribadi,
motor, bahkan mobil seperti milik pihak berwajib tidak berhenti ketika kami
meminta pertolongan. Waktu itu kami fikir karena sesama mobil Innova maka kami
lambaikan tangan untuk meminta pertolongan, tapi tidak berhenti, berikutnya
kami lambaikan tangan untuk mobil sesama Toyota, ternyata tidak juga, kami
lambaikan mobil untuk mobil merek lain, tidak juga.
Alhamdulillah ketika kami meminta pertolongan kepada
pengemudi truk, truk pengangkut pasir itupun berhenti, ada tiga orang yaitu
satu pengemudi dan lainnya penumpang truk yang bersedia turun untuk membantu
kami, karena kami membutuhkan alat panjang pengambil ban. Maka dengan sigap,
selanjutnya, salah satu diantara mereka mengambil alat yang dibutuhkan, dan
menghampiri kami, dan kami nyatakan kami membutuhkan pertolongan mengambil ban.
Bertiga- bapak-bapak tersebut segera mengambil ban dengan bekerjasama,
mengeluarkan ban cadangan dari belakang dan bawah mobil. Satu diantaranya mengangkat
beban mobil, yang satu, mendorong dari bawah tempat ban diletakkan, dan yang
satu memegang alat pengambil ban. Alhamdullilah ban mobil cadangan dapat
terambil dan kemudian bertiga- mereka segera memasang ban depan. Tidak berapa
lama, akhirnya selesai.
Alhamdulillah,
terima kasih Bapak-Bapak pengemudi truk, terimakasih telah membantu kami, telah
mau berhenti ketika kami melambaikan tangan butuh bantuan, terima kasih telah
sigap membantu menuntaskan masalah. Terimakasih akhirnya kami bisa berjalan dan
meneruskan perjalanan sehingga kami bisa sampai di lokasi tujuan, tepat waktu,
dan acara ijab baru mau akan dilaksanakan. Tidak ada yang bisa kami sampaikan
hanya Allah yang akan membalas kebaikan Bapak bertiga. Bapak adalah pahlawan
kami di hari pahlawan ini.
Ada banyak
hal yang bisa menjadi pelajaran bagi kami. Pertama, kami tidak menyalahkan pengemudi (baca:suami) kenapa
tidak men-check terlebih dahulu, peralatan
yang dibutuhkan ketika akan pergi jauh, biasanya kami memang pergi
dengan driver dan tidak pernah mengalami ban bocor. Ini sebuah halangan tapi juga pembelajaran
bagi kita semua, bahwa segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Kedua, kami juga tidak menyalahkan saudara –saudara kami yang ketika
melihat kami berhenti tapi justru melintas dengan cepat, tidak menanyakan
kondisi kami, hingga terakhir kami sampai ditempat tujuan mereka baru bertanya
dan mengatakan fikiran mereka “ o… saya fikir berhenti karena ada yang mabuk”. Meskipun
kami sebelumnya telah sms dan memberikan informasinya kami “kebanan”
dalam istilah jawab ban bocor. Ketiga, kami tidak menyalahkan sesama pengendara
yang tidak memberikan pertolongan dikala kami membutuhkan, padahal nampak
terlihat banyak orang tua, balita yang menangis, perempuan-perempuan yang
berdiri di pinggir jalan. Keempat, kami tidak menyalahkan siapapun, justru kami ingin berterima kasih kepada pengemudi
truk yang sudah membantu kami, hingga kami bisa meneruskan perjalanan. Kelima,
kami menyadari pentingnya peran
komunikasi, dan pentingnya arti komunitas. Kami belajar dari para pengemudi
truk, dimana ketika satu truk tersebut berhenti, semua truk yang melintas
memberikan kode apakah mereka harus berhenti dan memberikan bantuan kepada
pengemudi truk tersebut. Dan pengemudi truk tersebut memberikan kode tidak
perlu berhenti, sebagai tanda mereka telah bisa mengatasi. Wah luar biasa, inilah yang dibutuhkan oleh
sebuah negera, kehadiran orang-orang yang bekerja keras, tanpa pamrih, rela
berkorban memberikan pertolongan, hanya dengan lambaian tangan mereka sudah
paham yang dibutuhkan, dan bagaimana kuatnya sebuah komunitas pengemudi truk bahwa
mereka bekerja, hidup lebih dari kata yang disebut saudara, tapi menjadi orang
yang merasakan senasib dan sepenanggungan, itu yang dibutuhkan.
Sudahkah kita
seperti itu. Apapun partainya, apapun label/ merek yang anda miliki, apapun
pekerjaan, stasus sosial anda, satu yang berarti kita semua adalah masyarakat Indonesia, hidup
dan berkehidupan di bumi yang kita cintai. Sudahkah, kehadiran kita menjadi
cahaya bagi sekitar. Sudahkan kita hidup dalam kepedulian sosial.
Dalam rangkaian
peristiwa tadi ada banyak hal yang bisa dipetik pelajaran, sebagai contoh kata “kami”yang
mewakili sebagai anggota masyarakat atau korban atau orang yang dalam
kesusahan. Sedangkan peran KPK ibarat “pengemudi truk”, “lambaian tangan”
berarti cara pengaduan masyarakat. KPK sendiri menerapkan whistle’s blower
system. Sedangkan “ban bocor” bermakna sebuah permasalahan yang harus
diselesaikan.
Ilustrasi di atas menegaskan bahwa bagaimana peran “komunitas
pengemudi truk” yang melambangkan bagaimana kuatnya sebuah komunitas pendukung
KPK dalam membangun sebuah integritas melalui komunikasi yang efektif dan
efisien. Dan sebagai sebuah dukungan kepada masyarakat, bangsa Indonesia, serta
dukungan terhadap KPK satu puisi berikut ini;
KPK Selalu di Hati
Marilah hai semua Rakyat
Indonesia
Marilah bersatu padu
Kita tegakkan hukum
Kita berantas ketidakadilan di
bumi pertiwi
Kita hapus kata tirani dan ingin
menang sendiri
Yang ada Kesatuan dan Ketahanan Diri
Wujud Kemandirian sebuah bangsa
Bangsa yang menghargai cita-cita
luhur negara
Bangsa yang memiliki kepribadian
kuat
Bangsa yang menghargai jasa-jasa
para pendiri
Bangsa yang memahami arti sebuah
kemerdekaan
Kemerdekaan bangsa yang berdaulat
Berdaulat , Merdeka atau bebas
dari segala penjajahan
Bebas dari segala kekerasan
Bebas untuk menyuarakan kebenaran
Bebas untuk berkata “Kami bangsa
Indonesia Menjunjung Tinggi Nilai Luhur Kebenaran”
Kami cinta transparansi
Kami cinta hukum
Kami cinta kebenaran
Kami cinta keadilan
Kami cinta kebersamaan abadi
dalam wadah kesatuan Republik
Indonesia
Mari Jadikan Diri menjadi Insan
Berbudaya
Awali dengan Budaya Berprestasi
Karena Bangsa yang Berprestasi
adalah Bangsa yang Menghargai Jati Diri
Kami tak kan mampu berdiri tanpa
ada kaki kuat menopang kami
Kami tak kan mampu bergerak tanpa
ada sensor motorik ditubuh kami
Kami tak kan mampu berdaya tanpa
integritas tinggi
Integritas seluruh anak bangsa
Integritas seluruh masyarakat
bangsa
Integritas untuk satu visi yaitu
pemberdayaan insan sejati
Sejatinya bebas dari segala
tindak korupsi
Korupsi yang merusak masa depan
kita
Korupsi mengabu-abukan kebaikan
dan keburukan
Korupsi mengaburkan antara
peluang dan kebutuhan
Korupsi mencapuradukan barang
halal dan haram
Korupsi merusak moral, dan masa
depan bangsa
Marilah kita thaharah -kan
badaniah dan thaharah-kah batiniah
Badan dan Batin Suci,
Mari Bersama Berantas Korupsi
Ciptakan Selalu Semangat Berprestasi
Berprestasi Bersama KPK
KPK Selalu di Hati
Di Hati seluruh bangsa negeri ini
Inilah Indonesia tanah tumpah
darah yang kita cintai
Cintai dan Hormati
Kenapa penulis mengawali
perjumpaan kali ini dengan sebuah puisi, iya benar puisi bisa menjadi sebuah
spirit bagi sebuah bangsa, puisi bisa merepresentasikan suatu kondisi, puisi juga
bisa sebagai pengobat hati atau pencerahan dan yang pasti lewat puisi dapat
menjadi inspirasi, dan pemacu semangat agar hidup lebih bergairah. Ketika seorang sastrawan sendiri berjuang melalui karya-karyanya. Saya atau kami sendiri berjuang
melalui cara kami.
Dalam satu bait penulis bicara
tentang Mari Jadikan Diri menjadi Insan Berbudaya dan Awali dengan Budaya
Berprestasi. Penulis ingin berbicara tentang prestasi –prestasi yang sudah
dilakukan KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi sendiri sebagai sebuah lembaga
atau komisi yang nampak percaya diri bersumber dari kepercayaan diri
kelembagaan apalagi didukung oleh para pemimpin yang memiliki leadership kuat
sehingga nampak sekali pada sajian website, ketika membaca website KPK
beralamat di www.kpk.go.id. Tidak salah
memang jika pada tahun 2011, KPK berhasil menyabet juara 1 untuk kategori
pelayanan informasi melalui internet, juara 2 untuk kategori penerbitan majalah
internal, dan juara 3 kategori laporan kerja humas, ini yang menjadikan penulis
bahwa budaya berprestasi memang harus mengakar pada semua lini kehidupan. Point
kedua yang menjadi prestasi adalah peran divisi penelitian dan pengkajian yang
selalu produktif untuk menelurkan hasil-hasil karya ilmiah, serta hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, lembaga internal, dan lembaga
eksternal.
Ketika saya diamanahkan untuk
menjadi seorang pimpinan KPK yang saya lakukan memahami filosofi logo terlebih
dahulu. Logo KPK, ditulis dengan huruf balok, dua huruf K berwarna hitam, sama
besar, tegak, melambangkan bahwa KPK adalah sebuah lembaga berdasarkan hukum
dan undang-undang dimana bersifat tenang, berwibawa menjunjung tinggi nilai kebenaran
dan keadilan tidak berat sebelah,
sedangkan huruf P berwarna merah melambangkan, bahwa KPK dalam segala
tindakan, perilakunya berani karena benar, tidak takut, tidak dipengaruhi
apapun dalam pengambilan keputusan yang ada hanya mengambil tindakan atas nama
kebenaran. KPK memiliki visi misi yang kuat, memiliki visi menjadi lembaga
penggerak pemberantasan korupsi yang berintegritas efektif, efisien, serta
memiliki misi antara lain melakukan koordinasi, supervise, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, tindakan pencegahan Tindakan Pindana Korupsi (TPK)
serta memonitor terhadap penyelenggaraan pemerintah Negara, sekaligus merupakan
tugas KPK. Tugas dan wewenang dan kewajiban KPK tercantum dalam Undang-Undang
No. PER-08/XII/2008 tertanggal 30 Desember 2008, tentang organisasi dan tata
kerja KPK. Satu profil yang penulis kenal dan sering mendengar kiprahnya
sebagai alumni Universitas Islam Indonesia yaitu Busyo Muqodas. Sedangkan
mewakili pemimpin atau intelektual muda yaitu Abraham Samad. Sedangkan figur pimpinan
KPK lainnya antara lain Bambang Widjojanto, Zulkarnain, dan Adnan Pandu Praji.
KPK sebagai trigger (pemicu atau
pemberdayaan) lembaga lain untuk pemberantasan korupsi. Rencana strategi jangka
panjang tercantum dalam road map KPK sebagai arah pemberantasan korupsi.
Membaca dan memahami visi misi KPK sendiri penulis berkeyakinan memang lembaga
ini dibentuk dengan fondasi kuat, modal Sumberdaya yang kompeten, manajerial
manajamen maupun strategi, serta operasional yang baik, bukan itu saja penyediaan
fasilitas yang memadai, monitoring terencana, management control system, tidak
salah kalau GCG (Good Corporate Governance) sudah diterapkan dan menjadi
landasan. Peran pemimpin KPK adalah agent of change, atau agen perubahan,
bersifat transformer, maksud perubahan mengidentifikasi bahwa lingkungan yang
selalu berubah, tantangan hidup yang semakin kejam dan menantang bukan berarti
tidak bisa diatasi, akan tetapi yang dibutuhkan bahwa integritas pribadi seorang
pemimpin KPK akan mewarnai integritas pribadi organisasional atau kelembagaan.
Hidup KPK, Budaya Prestasi sebagai jati Diri.
Filosofi logo KPK bahwa KPK
menjadi lembaga pemicu atau pemberdayaan, yang bermakna kedalam yaitu bahwa
budaya pemberantasan korupsi atau gerakan gaya hidup bersih sudah diawali dalam
tubuh KPK sendiri, berikutnya, pemberdayaan yang dilakukan keluar yaitu kepada
lembaga-lembaga lainnya agar melakukan budaya pemberantasan korupsi, dan
terakhir kepada masyarakat Indonesia. Dengan tujuan seluruh lini masyarakat
menjadi masyarakat berbudaya anti korupsi dan memupuk budaya berprestasi.
1 Comments
tiffany outlet
BalasHapusmichael kors outlet
49ers jersey
gucci bags
michael kors handbags
true religion jeans sale
ray ban sunglasses
tiffany jewellery
jordan shoes
toms shoes