Beberapa ahli pendidikan diantaranya
Plato, Aristoteles, dan Frobel menganggap bahwa bermain adalah kegiatan yang menyenangkan dan memiliki
manfaat yang nyata bagi anak. Bermain
juga digunakan sebagai media untuk menguatkan ketrampilan
dan kemampuan tertentu pada anak.
Bermain membuat anak berfikir
melalui tahap-tahap sensorimotor, pra operasionaal, dan konkrete operasional.
Anak bermain secara aktif baik secara fisik baik dengan tubuhnya, mainan, dan
perlengkapan dan dengan anak lain, bukan itu saja, jika ditinjau secara mental anak
juga bermain dengan ide-ide dan simbol-simbol.
Melalui bermain juga, anak
mengkonstruksi pengetahuan melalui dua proses yaitu akomodasi dan asimilasi. Proses-proses
ini dilalui anak untuk mencapai keadaan seimbang atau equilibrium antara apa
yang telah mereka ketahui dengan apa yang mereka alami.
Tahukah Anda, salah satu cara pembelajaran
dengan permainan adalah dengan mengajak buah hati Anda sekedar corat coret,
menggambar, melukis sesuai dengan imajinasi dan keinginan mereka tanpa paksaan.
Inilah kenapa, sajian yang satu
ini bisa menginspirasi Anda sebagai
orang tua yang hebat, iya benar menstimulasi buah hati melalui seni melukis.
Dengan melukis perkembangan aspek fisik, seorang anak distimulasi melalui
gerakan-gerakan tubuh yang tidak hanya membuat tubuh anak sehat dan otot-otot
tubuh menjadi kuat. Bagi perkembangan aspek motorik halus ketika anak melukis
menggunakan crayon, pensil warna atau bahkan cat khusus bagi anak. Ketika anak
menggenggam dan mencorat coret baik kain, kertas gambar atau media gambar
lainnya, anak belajar tentang koordinasi tubuh tangan dan mata. Sedangkan untuk
perkembangan alat penginranya penglihatan, perabaaan, penciuman terasah. Bukan
itu melukis juga melatih konsentrasi anak serta melatih konsep dasar, warna
bentuk dan lain-lain.
Tidak ada salahnya di hari libur
nanti sebaiknya ajak buah hati Anda untuk mengunjungi pameran lukisan anak. Salah
satunya pameran lukisan anak sekolah dasar “Bintang (Jogja)-Faiz (Papua) yang
digelar tanggal 10-17 Mei 2014, buka tiap hari pukul 10.00 – 19.30 WIB di Galeri Biasa, Jl. Suryodiningratan 10 B Yogyakarta. Acara
dibuka oleh pelukis senior Heri Dono.
Pameran ini menampilkan dua anak yang masih belajar di kelas 2 (dua) SD.
Bintang Tanatimur saat ini sekolah di SDIT Alam “Nurul Islam” Gamping Sleman.
Faiz Robbani bersekolah di SD Muhammadiyah Abepura Jayapura. Mereka saling
kenal sejak setahun lalu, saat Faiz berkunjung ke Jogja, akhir Juni 2013.
Karya-karya mereka tidak bergaya tunggal. Mereka menerapkan berbagai
gagasan baik gaya, teknik, maupun tema yang berbeda dan dekat dengan diri
mereka. Bintang dan Faiz, secara bebas menorehkan segala kemampuan dan
kemauannya dalam lukisan-lukisannya.
Dua anak yang
tidak pernah mengecap sanggar lukis ini memberi pelajaran pada kita semua
mengenai makna kebebasan berekspresi. Mereka tidak diatur, apalagi disuruh
untuk melukiskan sesuatu. Karya-karya mereka lahir begitu saja dari pikiran dan
imajinasi sebagai anak-anak yang hidup di lingkungan masing-masing, baik di
Jogja maupun di Papua. Karena itulah
pameran ini diagendakan untuk menengahi beberapa hal penting dan multifungsi.
Fungsi pertama adalah mengenai keintiman keluarga. Ayah,
ibu, anak dan lingkungannya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi.
Lukisan dalam konteks pameran ini menjadi wadah untuk saling bercakap dan
mengetahui apa saja pikiran, imajinasi dan kehendak anak-anak. Dalam fungsi
inilah pameran lukisan menjadi sarana belajar bagi semua, baik keluarga maupun
para penonton.
Fungsi kedua, mengapa mereka berdua yang diangkat? Satu dari
Jogja, satu lagi dari Papua. Secara kebetulan, ibu dari dua anak ini adalah
kawan lama sejak mahasiswa di Bandung. Dua keluarga ini “dipertemukan” oleh
kesukaan anak-anak mereka, yakni melukis. Dari kebetulan semacam ini, ternyata
mereka (baik ibu, keluarga maupun anak-anaknya) bisa saling belajar tentang
kebhinekaan. Jadi pameran ini selain sebagai sarana kreativitas anak, juga
berfungsi sebagai sarana untuk belajar mengenai perbedaan budaya dan tingkah laku
sesama warga negara. Anak-anak adalah generasi yang akan menjadi penerus
bangsa, hendaknya diperkenalkan dan diajarkan untuk saling menghargai.
Ketiga, meskipun pameran ini dilakukan oleh anak-anak, tetapi
fungsinya tidak hanya bisa dibaca sebagai pameran semata-mata oleh dan untuk
anak-anak. Mereka adalah generasi yang akan melanjutkan hidup dan eksisnya
bangsa Indonesia. Pameran semacam ini menjadi ajang pertemuan yang indah oleh
semua warga negeri yang memiliki perbedaan. Pameran anak-anak semacam ini
akhirnya menjadi menyambung tali (silaturahim) antara anggota
masyarakat. Kegembiraan dan keintiman inilah yang diutamakan dalam berhubungan
dengan sesama anak bangsa.
Seperti yang ditulis oleh Nunuk Ambarwati (dalam lampiran tulisan katalog),
kedua anak ini memiliki daya observasi yang cermat, sehingga karya-karya mereka
seakan-akan penuh dengan kreativitas, cerita dan petualangan yang indah untuk
dinikmati. Beruntung Bintang dan Faiz memiliki orang tua yang moderat. Tidak setengah hati dalam mewadahi hobi anak-anaknya. Mereka tidak pula pernah
ikut lomba, tetapi justru “lomba” yang diharapkan adalah berbentuk pameran.
Pameran ini pasti menjadi kenangan yang berharga bagi mereka berdua.
Pameran ini adalah “hadiah” apresiasi atas cinta orang tua mereka atas kecerdasan
dan kreativitas di usia emas. Tak lupa, program ini juga upaya untuk menandai
bahwa jejak berupa karya seni rupa harus dinilai penting agar mereka di masa
dewasa nanti tahu betapa mereka berharga dan dicintai, setidaknya oleh orang
tua mereka dan para penonton yang telah mengapresiasinya.
BINTANG TANATIMUR. Lahir di Yogyakarta pada 18
Agustus 2005. Saat ini belajar di kelas 2, di SDIT Alam Nurul Islam, Gamping
Sleman Nama Orang tua: Mikke Susanto (ayah) & Rina Kurniyati (ibu) Bintang
mulai beraktivitas menggambar sejak usia 4 tahun, dengan modus corat coret.
Hampir setiap minggu berkarya baik di kanvas, kertas, kardus, kaca maupun benda
bekas. Ia tidak pernah mau ikut lomba melukis anak. Ide-idenya adalah bermain
dengan bahan-bahan yang dipakai serta tidak memperdulikan apa yang hendak
digambar. Semuanya langsung jalan sesuai dengan tangan dan pikirannya saat itu.
Tetapi sebagian karyanya sering bertema tentang robot/gadget dan
mahkluk hidup maupun hewan, maupun campuran/gabungan diantaranya.
FAIZ E. ROBBANI IMRANSYAH Lahir di Jayapura, Papua pada 11 Mei
2006. Saat ini belajar di kelas 2, di SD Muhammadiyah Abepura Jayapura Nama
Orang tua: Muhammad Imran (ayah) & Aisyah Arifin (ibu) Putra bungsu dari 3
bersaudara ini mulai gemar menggambar sejak 2013. Kegemarannya menggambar
merupakan sarana mengontrol energinya yang besar, terbukti hampir setiap minggu
ia menghasilkan karya lukisan. Ide-idenya berasal dari pengamatan dan
pengalaman di lingkungan sekitar ia tinggal. Jadi jangan heran bila karya
lukisannya tidak seperti sanggar dan lebih mengungkapkan tema tentang kehidupan
di tanah Papua. Kepolosannya dalam menggores dan mewarna tanpa disuruh oleh
siapa pun merupakan salah satu nilai penting dalam karya-karya lukisan Faiz. Ia
adalah aset yang unik yang perlu diketahui oleh setiap orang.
2 Comments
Assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar jawa timur, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 30 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Sulardi MM yang bekerja di BKN pusat yang di kenalnya di jakarta dan juga mengurusnya, saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, alhamdulillah SK saya akhirnya keluar, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya Hubungi saja Bpk Drs.Sulardi MM Hp:082338712222 Wassalm Darna Sanusi.
BalasHapusmichael kors handbags clearance
BalasHapuschristian louboutin outlet
ugg outlet
oakland raiders jerseys
oakley sunglasses sale
ugg outlet
cheap nfl jerseys
pandora outlet
michael kors outlet
cheap nhl jerseys