Paradox (part 2)

By poetry - 00.30

Setelah membaca buku berjudul Paradoks karya Ana Nadhya Abrar, banyak sekali hal-hal baru yang saya temukan. Paradoks yaitu penyataan yang seolah-olah berlawanan dengan pendapat umum dan tidak benar tetapi pada kenyataannya benar seperti yang disampaikan pengarang yang ingin mencoba untuk mewakili semua kejadian atau peristiwa di dalam kehidupan akademisi pada khususnya. Dengan sudut pandang “aku” penulis menempatkan dirinya sebagai tokoh utama dari novel Paradoks.Tokoh utama Elwin Fredo yang digambarkan secara apik, sederhana oleh pengarangnya membuat saya (pembaca) dapat memahami apa yang dimaksudkan penulis. (Latar belakang pembuatan novel atau karya sastra berdasar pada kehidupan pengarangnya, baik dari sudut psikologi, sosial, ekonomi, teknologi komunikasi).

Profesor Yamasita sebagai inspirasi dari penulis/ tokoh utama menjadi basic yang kuat, dimana ilmu pengetahuan dan nilai budi pekerti yang diajarkannya, bisa memantapkan tokoh utama untuk membawa nilai-nilai positif atau nilai-nilai moral dalam dirinya yang akan menjadi pedoman hidup bagi tokoh utama baik dalam lingkup sosial, akademisi, keluarga dan sebagainya. Terlebih lagi ketika Elwin Fredo kembali ke negara asalnya Indonesia, dan menjadi salah satu dosen di Universitas Yogyakarta. Nilai yang terus dipegangnya adalah konsep/ falsafah bahwa seorang profesor harus bermoral dan membawa nilai-nilai luhur dalam kehidupannya bermasyarakat.

Di novel Paradoks ini penulis mengkritik bahwa di negara kita ini, fenomana yang sedang terjadi yakni sebuah perguruan tinggi dengan mudah memberikan gelar kesarjanaan seperti Doktor atau Profesor. Dengan uang sebesar tiga juta ; gelar kehormatan doctor causa honoris bisa diperoleh seseorang tanpa melalui proses studi / kuliah ataupun achievement /prestasi. Dan jika fenomena ini berlanjut hal yang akan terjadi seperti yang digambarkan oleh penulis. Ini merupakan kritikan keras bagi institusi pendidikan, moral masyarakat.

Mengambil setting tempat di Jepang sebagai awal penceritaan dan selanjutnya mengambil setting tempat di sebuah Universitas Yogya, dan setting waktu: masa dimana tokoh utama mulai menjalani profesinya sebagai seorang pengajar (dosen). Banyak konflik yang dimunculkan oleh tokoh akan tetapi sentralnya adalah figur seorang Profesor. (Meskipun setting waktu sangat berlawanan; untuk permasalahan klasik digambarkan dengan konsep yang futuristik).

Novel Paradoks banyak menggambarkan hal-hal yang bersifat paradoks atau berlawanan, misalnya, penulis mengungkapkan pendapat masyarakat yang menyatakan bahwa sosok atau figur profesor sebagai penjaga moral masyarakat memiliki karakteristik yang berwibawa, kaum intelektual, tanpa cela, akan tetapi dalam novel ini penulis menggambarkan hal-hal yang sebaliknya ia menyoroti bahwa profesor juga manusia biasa, mereka memiliki kelemahan dan bisa membuat kesalahan.

Dengan mengambil figur seorang profesor, pengarang ingin memberikan gambaran yang nyata dan ilmiah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan kita khususnya institusi pendidikan (universitas) akademisi. Ternyata di lingkup akademisi, juga banyak trik dan intrik, jegal menjegal dalam segala hal, seperti yang telah diungkapkan penulis dalam sinopsisnya.

Moral teaching yang bisa kita ambil dari buku tersebut diantaranya “ jadi diri sendiri dan menggunakan akal sehat; apapun profesi Anda, matang dalam perencanaan dan kuat dalam organisasi”.

Latar belakang kehidupan tokoh utama sama dengan latar belakang penulis. Dimana ia melibatkan keluarganya; istri dan dua putranya, sahabat baiknya, rekan kerja, ataupun rival-rival yang membuat alur cerita semakin menarik.

Yang saya tidak mengerti mengapa penulis dalam bukunya banyak menyebutkan kata-kata ataupun produk-produk yang sudah dikenal dengan baik oleh masyarakat, apakah ini merupakan cara penulis untuk menarik minat berbagai kalangan, dan cenderung bersifat sebuah promosi untuk beberapa produk terkenal. Tapi bisa juga yang mendasari penulis untuk menggunakan kata-kata tersebut, karena menyangkut produk yang dikenal masyarakat banyak (massa), ataupun juga karena background penulis yang berasal dari dosen komunikasi massa, sehingga ingin memperkuat gaya penceritaannya. Meskipun produk itu banyak yang diplesetkan akan tetapi catching thought atau langsung bisa dimengerti oleh pembaca, misal: kata Daulat Rakyat, Universitas Yogyakarta (UY), New Suzuki Baleno next 6, Bernas (hal.16, salah cetak atau tidak), Suzuki Escudo 2,0, Vinetty, Mild Seven, Kabar,TV Medio,Toshiba, Nissan Sentra, IAIN, novotel.

  • Share:

You Might Also Like

1 Comments