Tidak salah jika Yogyakarta
dikatakan sebagai miniatur Indonesia, bagaimana tidak, di tempat ini beragam
suku agama berbagai latarbelakang berkumpul menjadi satu, apakah dikarenakan
merek menimba ilmu atau bersekolah disini ataupun bagi mereka yang bekerja,
bertugas , berinvestasi, ataupun memiliki kepentingan sendiri misalnya
berwisata atau berlibur. Hal ini semakin mendukung Yogyakarta sebagai pusat
kota tujuan pelajar,belanja,wisata, kota budaya, dll. Terlebih dengan dukungan
pemerintahan pusat untuk menjadikan kota Yogyakarta tujuan wisata dunia. Dana
Istimewa dikucurkan guna mendukung perkembangan dan penguatan local wisdom. Yogyakarta secara strategis terletak
di geografi peta budaya dimana berbagai pengkajian, penggalian, serta riset-riset
tentang seni budaya terus dilakukan untuk dapat menumbuh kembangkan seni budaya
yang ada di kota Yogyakarta. Yogyakarta adalah kota budaya yang banyak menyimpan
potensi kesenian dan juga gudangnya seniman, yang memberikan warna bagi perkembangan
kesenian yang ada di Yogyakarta.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain telahmemberikan dedikasi pada dunia kesenian dan
memiliki sejarah yang panjang, produktif dengan karyanya dan telah memberikansumbangan bagi pertumbuhan kesenian
di Yogyakarta.
Taman Budaya Yogyakarta kembali menyelenggarakan
event tahunan Gelar Karya Maestro 2014 pada hari Jumat 12 Desember 2014. Dua tokoh
seni Jogja yang mendapat gelar Maestro
dari TBY tahun ini adalah Ki Timbul Hadi Prayitno dan Ki Hadi Sugito. Dua dalang
ini merupakan legenda semasa hidupnya dan masing-masing telah mampu memberi warna
jagad pakeliran wayang kulit di Yogyakarta.
Ki Timbul Hadi Prayitno semasa hidupnya
dalang senior yang menjunjung tinggi wayang
pakem Jogja, seluruh hidup beliau dedikasikan untuk menggeluti wayang kulit hingga
akhir hayatnya. Sedangkan Ki Hadi Sugito,
dianggap memiliki keberanian untuk mendobrak gaya pagelaran wayang yang
terlalu kaku, terutama wayang dari gagrag Jogjakarta, menjadi pagelaran yang
lebih akrab dengan penonton dan tidak harus dianggap terlalu keramat. Ki Hadi Sugito
membuat ‘sanggit’ (tatananpenyajian) agar ‘pakeliran’dapat dinikmat idengan mudah
dan menarik karena mengangkat percakapan dan situasi masyarakat sehari-hari.
Ketua Panitia Gelar Karya Maestro
2014, Wasdiyanta bilang, pemberian gelar Maestro oleh TBY tidak diwujudkan dalam
bentuk dana tapi dalam wujud pentas wayang kulit pakeliran padat yang
menghadirkan keturunan dari Ki Timbul Hadi Prayitno dan Ki Hadi Sugito.
“TBY memberikan penghargaan tokoh
yang diangkat menjadi maestro tidak berupa materi tapi karya-karya beliau kita tampilkan
kembali dalam pergelaran kali ini. Saat ini anak-anak dari kedua maestro masih ada
yang mengeluti pedalangan, maka dalam kesempatan ini TBY sengaja menampilkan mereka
untuk tampil,”bilang Wasdiyanta.
Gelar Karya Maestro 2014 dipentaskan pakeliran padat oleh dalang Ki Riyo Kawindro Winoto
Hadi prayitno dan Ki Suwondo Hadi Prayitno anaknya Ki Timbul Hadi Prayitno dengan
lakon ‘Krena Duta’. Sementara Ki Totok Hadi Sugito, anaknya Ki Hadi Sugito,
bakal menyajikan lakon ‘Wahyu Eko Bawana’. Selain ,menampilkan pentas pakeliranpadat, juga bakal ditampilkan peninggalan kedua maestro. yang
biasa digunakan untuk mendalang, pakaian, piagam penghargaan, dan beberapa koleksi
wayang. Acara Gelar Karya Maestro 2014 digelarJumat (12/12) pukul 19.30 WIB di
Lobby Pameran Taman Budaya Yogyakarta. Acara terbuka untuk umum dan gratis.
0 Comments