Transformasi dan Re-Branding Gerakan Pramuka

By poetry - 02.20



Masih ingatkah Anda kapan terakhir Anda mengikuti pramuka? banyak dulu diantara kita mengingat pendidikan kepanduan ini menjadi kegiatan ekstrakurikuler bagi kita, tapi ada beberapa sekolah menjadikan organisasi ini justru satu kesatuan , keharusan dan kewajiban bagi siswanya untuk mengikuti pendidikan norformal ini. Bicara tentang Gerakan Pramuka Indonesia sendiri "Pramuka" sesungguhnya singkatan dari kata Praja Muda Karana, yang berarti “Orang Muda yang Suka Berkarya”. 

Mengapa disebut orang muda maka biasanya kita menyebut Pembina pramuka dengan sebutan Kakak atau Kak. Saya masih ingat Pembina pramuka siaga saya disekolah SD dipanggil Kak Raharjo, sampai sekarang ketika bertemu, meskipun usia beliau sudah 6o tahun masih familiar dengan sebutan Kak Raharjo. Sepertinya saya aktif hingga menjadi Pramuka Penggalang. Padahal gerakan Pramuka sendiri terbagi menjadi Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. 
Kepramukaan merupakan kegiatan atau bisa juga disebut pendidikan di luar lingkungan sekolah maupun  luar lingkungan keluarga yang dalam kegiatannya selalu ditampilkan bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis , kembali kealam karena biasanya dilakukan di alam terbuka. Padahal jika ditilik dari makna filosofinya, Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, memiliki sasaran atau goal terakhir yaitu pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan bisa kita jumpai di seluruh Negara. Sistem pendidikan kepanduan sendiri disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Lambang identitas dari INPO yang berupa bendera merah dan putih berukuran 84 cm X 120 cm. 
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926. 
Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh Komsomol di Uni Soviet. Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-an. Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;
Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.

Yuk kita ingat dulu. Prinsip Dasar Kepramukaan
Lambang Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.
Peduli terhadap dirinya pribadi.
Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
Belajar sambil melakukan.
Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi.
Kegiatan yang menarik dan menantang.
Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan.
Penghargaan berupa tanda kecakapan.
Satuan terpisah antara putra dan putri.

H. Mutahar salah seorang pejuang, penggubah lagu dan tokoh Pramuka menciptakan sebuah Hymne Pramuka bagi Gerakan Pramuka. Lagu itu berjudul Hymne Pramuka. Hymne Pramuka menjadi lagu yang selalu dinyanyikan dalam upacara-upacara yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka.
Syair lagu Hymne Pramuka adalah
“ Kami Pramuka Indonesia Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
agar jaya, Indonesia, Indonesia tanah air ku
Kami jadi pandumu.

Kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka terdiri dari Tiga Janji yang disebut "Trisatya" dan Sepuluh Moral yang disebut "Dasadarma".
Trisatya Pramuka
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila
Menolong Sesama Hidup dan Mempersiapkan diri/ikut serta membangun masyarakat
Menepati dasa darma

Dasadarma Pramuka, Pramuka itu
Satu, Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dua, Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
Tiga, Patriot yang sopan dan kesatria.
Empat, Patuh dan suka bermusyawarah.
Lima, Rela menolong dan tabah.
Enam, Rajin, terampil, dan gembira.
Tujuh, Hemat, cermat, dan bersahaja.
Delapan, Disiplin, berani, dan setia.
Sembilan, Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Sepuluh, Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Wach saya betul-betul merefresh pengalaman saya kembali tentang pramuka  dan kepramukaan.
Sebelum nanti saya berbicara momentum penting re-branding pramuka itu sendiri, saat ini  Badge Kwartir Daerah Gerakan Pramuka sudah mencapai beberapa daerah berikut ini:
Sumatera: NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau,  Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung
Jawa; Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur
Kalimantan; Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,  Kalimantan Timur, Kalimantan Utara
Bali dan Nusa Tenggara; Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
Sulawesi; Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo
Kepulauan Maluku dan Papua; Maluku, Maluku Utara, Papua Barat

Nha, ini dia momentum penting langkah awal dilakukannya re branding Gerakan Pramuka, tepatnya berlokasi di Jakarta, pada tanggal 6 Desember 2014, Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka secara resmi melaksanakan Focuss Group Discussion (Diskusi Kelompok Terbatas) di enam kota di seluruh Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Arie Rukmantara -Andalan Nasional Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Kerjasama
Kwartir Nasional   Gerakan Pramuka kepada poetryana.com
Kegiatan ini merupakan rangkaian darirencana kegiatan penelitian untuk Transformasi dan Re-branding Gerakan Pramuka yang dicanangkan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka dibawah kepemimpinan Kak Adhyaksa Dault guna menegaskan kembali peran Gerakan Pramuka di Indonesia.

“Kami ingin mewujudkan visi terwujudnya Pramuka yang relevan dengan kebutuhan kaum muda untuk melakukan perubahan, atau yang kami sebut Scout for Change,” bilang Kak Adhy menjelaskan latar belakang dibutuhkannya transformasi dan re-branding Gerakan Pramuka.

Kegiatan FGD dilakukan dari tanggal 28 November2014 sampai dengan 11 Desember 2014 di Bali, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan akan ditutup dengan diseminasi hasil laporan pada akhir Desember 2014 di Jakarta. Rencananya pemaparan laporan akhir akan dihadiri oleh pengurus Kwarnas, akademisi, praktisibrand, ahli pemasaran, pakar komunikasi dan anggota Pramuka aktif. 

Sejak dipimpin Kak Adhy di tahun 2013, Kwarnas Pramuka, mencanangkan Scout for Change sebagai visi terkini Gerakan Pramuka, dengan tujuan agar kegiatan Pramuka dapat kembali dominan dalam membentuk pribadi generasi-generasi muda yang kelak menjadi motor penggerak perubahan negara kearahyang lebih baik.    

Melihat perkembangan gerakan kepemudaan lain yang menjamur di Indonesia, saat ini nampaknya Kwarnas Pramuka merasa perlu untuk terus melakukan aktualisasi persepsi masyarakat terhadap Pramuka, sehingga dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan demi menciptakan Pramuka yang dapat diterima (acceptable)  sehingga anggota Pramuka tetap menjadi generasi pilihan utama yang dapat membangun bangsa di masa depan

“FGD rebranding ini bertujuan memetakan perubahan persepsi yang terjadi terhadap Gerakan Pramuka dan mengidentifikasi langkah-langkah awal memetakan proses adaptasi terhadap perubahan tersebut,” bilang Marbawi, menjelaskan hasil akhir yang diharapkan dari FGD. 

Kak Marbawi menambahkan: ”Kami yakin perubahan itu tak terelakan, harus disambut dan diadopsi. Maka dari itu kami ingin beradaptasi dengan perubahan lewat penyaringan aspirasi yang sekaligus berguna sebagai data dan informasi yang valid, akurat dan teruji secara ilmiah.”


FGD di enam kota melibatkan berbagai aktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi eksistensi Gerakan Pramuka di Indonesia. FGD akan melibatkan pejabat dan birokrat, anggota-anggota Sangga Kerja (Saka) Pramuka, Pelatih dan Pembina Pramuka, Pramuka Garuda, Andalan Nasional dan Andalan Daerah, Para pengguna media sosial yang berpengaruh (social media influencers), anak muda berprestasi, pengusaha muda, aktivis organisasi mahasiswa serta anak-anak “gaul”.

Sejak dipimpin oleh Dr. Adhyaksa Dault, S.H. (2013-2018). Organisasi yang didirikan tanggal 14 Agustus 1961, semakin aktif dan terdokumentasi secara baik. Coba check kegiatan organisasi berLambang Tunas Kelapa ini di website  www.pramuka.or.id




  • Share:

You Might Also Like

0 Comments