Gropyokan Korupsi merupakan wujud dari sudut pandang yang berbeda dalam memahami korupsi, yaitu dengan menganggap dan menyadari bahwa korupsi adalah bagian dari kebudayaan kita, sehingga korupsi adalah (budaya) kita. Untuk melawannya digunakan pendekatan “gropyokan”, yaitu bersama-sama seluruh masyarakat melawan budaya buruk ini sambil terus menyebarkan energi baik untuk Indonesia.
Korupsi adalah penyumbang terbesar kemiskinan di Indonesia, sementara itu gerakan anti korupsi seolah berjalan di tempat. Salah satu sebab mengapa gerakan anti korupsi tidak pernah mendapat dukungan dari masyarakat adalah karena cara pandang tentang asal muasal penyakit ini. Korupsi sering kali dianggap berasal dari “luar” dan bukan bagian dari budaya kita, cara pandang ini menyebabkan seorang yang terkena kasus korupsi selalu menganggap dirinya terkena musibah, atau cobaan dari Tuhan. Oleh karena korupsi selalu dianggap ujian dari kekuatan adikodrati maka tidak pernah diperlukan sebuah perlawanan dari warga atau masyarakat luas untuk melawannya. Untuk itu, Gropyokan Korupsi mengambil sudut pandang berbeda. Kami menganggap korupsi adalah bagian dari kebudayaan kita, sehingga korupsi adalah (budaya) kita.
Istilah gropyokan diambil dari cara para petani ketika sawah mereka diserang hama tikus. Petani akan bersama-sama melawan hama itu dengan cara meng-gropyok-nya. Acara ini mencoba meniru semangat para petani dan menerapkannya untuk melawan wabah korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah mengajak rakyat, warga dan masyarakat untuk menyadari bahwa korupsi tidak bisa dihancurkan oleh KPK saja, tapi harus melalui gotong royong, gropyokan, atau kerja sama rakyat itu sendiri.
Masyarakat anti korupsi Indonesia menganggap seni dapat dipakai sebagai media untuk melawan budaya jahat korupsi. Seni mampu menyuarakan kritik atau kemarahan dengan cara beradab. Kali ini media seni yang dipilih adalah sebuah pagelaran musik dengan mengundang kelompok musik; GIGI (Jakarta), Navicula dan Superman is Dead (Bali), serta Shaggy Dog dan Jogja Hip Hop foundation dari Yogyakarta.
Korupsi adalah penyumbang terbesar kemiskinan di Indonesia, sementara itu gerakan anti korupsi seolah berjalan di tempat. Salah satu sebab mengapa gerakan anti korupsi tidak pernah mendapat dukungan dari masyarakat adalah karena cara pandang tentang asal muasal penyakit ini. Korupsi sering kali dianggap berasal dari “luar” dan bukan bagian dari budaya kita, cara pandang ini menyebabkan seorang yang terkena kasus korupsi selalu menganggap dirinya terkena musibah, atau cobaan dari Tuhan. Oleh karena korupsi selalu dianggap ujian dari kekuatan adikodrati maka tidak pernah diperlukan sebuah perlawanan dari warga atau masyarakat luas untuk melawannya. Untuk itu, Gropyokan Korupsi mengambil sudut pandang berbeda. Kami menganggap korupsi adalah bagian dari kebudayaan kita, sehingga korupsi adalah (budaya) kita.
Istilah gropyokan diambil dari cara para petani ketika sawah mereka diserang hama tikus. Petani akan bersama-sama melawan hama itu dengan cara meng-gropyok-nya. Acara ini mencoba meniru semangat para petani dan menerapkannya untuk melawan wabah korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah mengajak rakyat, warga dan masyarakat untuk menyadari bahwa korupsi tidak bisa dihancurkan oleh KPK saja, tapi harus melalui gotong royong, gropyokan, atau kerja sama rakyat itu sendiri.
Masyarakat anti korupsi Indonesia menganggap seni dapat dipakai sebagai media untuk melawan budaya jahat korupsi. Seni mampu menyuarakan kritik atau kemarahan dengan cara beradab. Kali ini media seni yang dipilih adalah sebuah pagelaran musik dengan mengundang kelompok musik; GIGI (Jakarta), Navicula dan Superman is Dead (Bali), serta Shaggy Dog dan Jogja Hip Hop foundation dari Yogyakarta.
Acara ini akan diadakan pada 9 Desember 2014, jam 19.00 WIB di Lapangan Kridosono Yogyakarta. Selain itu, akan diadakan Pawai Gropyokan sepanjang jalan Solo sampai stadion Kridosono, yang melibatkan warga masyarakat, pada pukul 16.00 WIB. Di tengah pertunjukan nanti, akan dibacakan Proklamasi Rakyat Anti Korupsi yang diserukan bersama antara pengisi acara dan penonton di stadion Kridosono Yogyakarta.
Untuk menyaksikan acara ini pengunjung diharuskan memakai topeng tikus yang akan berfungsi sebagai tiket masuk, topeng itu dapat diunduh di www.jujurbarengan.com atau dapat pula membuatnya sendiri di rumah. Bagi penonton yang tidak punya akses dan waktu untuk mengunduh atau membuat topengnya, pantia akan menyediakan topeng-topeng tersebut di venue pada hari pertunjukan namun dengan jumlah terbatas.
Selamat menyaksikan dan terlibat di acara ini. Kita lawan korupsi mulai dari sendiri, beri energi baik untuk Indonesia.
Narasumber :
- Yan Parhas
- Marzuki Muhammad
- Agung “Leak” Kurniawan
- Ari Wulu
Contact person : Agung “Leak” Kurniawan – 0817.0439.579
Salam gropyokan!
~Tim Media #GropyokanKorupsi~
Untuk menyaksikan acara ini pengunjung diharuskan memakai topeng tikus yang akan berfungsi sebagai tiket masuk, topeng itu dapat diunduh di www.jujurbarengan.com atau dapat pula membuatnya sendiri di rumah. Bagi penonton yang tidak punya akses dan waktu untuk mengunduh atau membuat topengnya, pantia akan menyediakan topeng-topeng tersebut di venue pada hari pertunjukan namun dengan jumlah terbatas.
Selamat menyaksikan dan terlibat di acara ini. Kita lawan korupsi mulai dari sendiri, beri energi baik untuk Indonesia.
Narasumber :
- Yan Parhas
- Marzuki Muhammad
- Agung “Leak” Kurniawan
- Ari Wulu
Contact person : Agung “Leak” Kurniawan – 0817.0439.579
Salam gropyokan!
~Tim Media #GropyokanKorupsi~
1 Comments
michael kors handbags
BalasHapusmichael kors handbags wholesale
miami heat
cheap michael kors handbags
instyler max 2
nike store uk
ray bans
redskins jerseys
hugo boss sale
michael kors outlet online