Temu Diskusi “Srikandi Hijau” Bersama GKR Pembayun Gerakan Kaum Perempuan untuk Jogja Hijau
By poetry - 18.16
Pada hari Senin 8 Desember 2014,
digelar Temu Diskusi “Srikandi Hijau” Bersama GKR Pembayun Gerakan Kaum
Perempuan untuk Jogja Hijau di Bale Raos Keraton, Yogyakarta.
Dalam acara tersebut GKR Pembayun
membuka sekaligus menjadi nara sumber pada acara tersebut. Selain
itu hadir pula Dr. Edzard Ruehe, tenaga ahli sekaligus Team Leader dari proyek
“Sustainable Consumption & Production (SCP)” Switch Asia Indonesia.
Pertemuan ini merupakan yang kedua kalinya setelah program Srikandi Hijau
diluncurkan pada 12 November 2014 oleh proyek SCP bersama Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Program ini didukung oleh GKR Pembayun dan GKR
Condrokirono selaku pembina program. Dalam temu diskusi hari ini, peserta juga
ditantang untuk membuat media kampanye dan mengkampanyekan tema-tema pola hidup
hijau.
Srikandi Hijau merupakan salah
satu program SCP di Yogyakarta, “Yogyakarta Goes SCP”, untuk memperkenalkan dan
memotivasi pola-pola hidup hijau (ramah lingkungan) di rumah tangga. Peserta
Srikandi Hijau akan mengimplementasikan perilaku hijau dan membagikan
testimoninya dalam bentuk foto dan cerita di media sosial.
GKR Pembayun menyatakan bahwa perempuan sebagai istri dan ibu di rumah tangga memegang peran utama sebagai penggerak perilaku hidup hijau. Mulai dari keputusan memilih produk yang ramah lingkungan, perilaku ramah lingkungan seperti hemat energi, air, dan bbm, hingga ke perilaku membuang dan mengurangi sampah. Termasuk juga mengkonsumsi pangan lokal. Dengan mengkonsumsi pangan lokal berarti membantu mengurangi emisi yang timbul dari sarana transportasi yang digunakan untuk membawa bahan makanan dari lokasi yang jauh, terlebih impor. Mengkonsumsi pangan lokal juga berarti membantu meningkatkan potensi lokal serta perekonomian daerah. GKR Pembayun optimis Yogyakarta akan menjadi propinsi yang lebih ramah lingkungan.
Project Manager Sub-Project 05
SCP Switch Asia Indonesia Christine Effendy bilang, Program Srikandi Hijau akan
berlangsung sampai Bulan Februari 2015, dimana akan dipilih peserta-peserta
terbaik. Untuk menambah pemahaman peserta mengenai pola hidup hijau, akan
diadakan beberapa kali “Kopi Darat Srikandi Hijau” yang menghadirkan nara
sumber ahli.
Sebanyak 31 peserta telah terpilih sebagai kandidat peserta terbaik. Para kandidat ini menerima pembinaan sekaligus tantangan yang secara reguler diberikan oleh panitia bersama tim SCP. Setiap tantangan berhasil diselesaikan, peserta harus membagikan pengalamannya di media sosial Srikandi Hijau. 10 peserta terpilih nantinya akan dikunjungi oleh panitia untuk melihat langsung implementasi pola hidup hijau yang telah dibagikan di media sosial. GKR Pembayun dan GKR Condrokirono juga akan ikut serta mengunjungi kandidat terpilih.
Sebanyak 31 peserta telah terpilih sebagai kandidat peserta terbaik. Para kandidat ini menerima pembinaan sekaligus tantangan yang secara reguler diberikan oleh panitia bersama tim SCP. Setiap tantangan berhasil diselesaikan, peserta harus membagikan pengalamannya di media sosial Srikandi Hijau. 10 peserta terpilih nantinya akan dikunjungi oleh panitia untuk melihat langsung implementasi pola hidup hijau yang telah dibagikan di media sosial. GKR Pembayun dan GKR Condrokirono juga akan ikut serta mengunjungi kandidat terpilih.
Kriteria atau indikator yang
dinilai dalam program Srikandi Hijau ini adalah : konsumsi listrik, konsumsi
makanan lokal dan organik, penggunaan produk kembali untuk mengurangi sampah
(reusable) dalam hal ini yang paling sederhana adalah botol minuman dan tas
belanja, pemanfaatan lahan kosong untuk tanaman produktif dengan menggunakan
pupuk alam atau organik, pengadaan sumur resapan atau biopori di rumah,
penampungan air hujan, pemilahan sampah dan pengiriman ke bank sampah,
pengolahan sampah organik menjadi kompos di rumah, serta mensosialisaikan hidup
hijau kepada lingkungan sosial sekitar. Masing-masing indikator memiliki bobot
yang berbeda tergantung tingkat kesulitannya. Selain itu juga ada faktor
pengurang, yaitu apabila ditemukan adanya pemakaian sachet, peralatan
makan/minum sekali pakai (styrofoam), pemutih pakaian, dan pembersih lantai
yang mengandung chlorine.
Srikandi Hijau merupakan langkah
awal untuk implementasi nyata pola hidup hijau di rumah tangga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, rumah
tangga adalah awal dimana pola hidup hijau seharusnya berawal, terlebih di kota
yang semakin berkembang dan padat seperti Yogyakarta. Apa yang dicapai dalam
program Srikandi Hijau ini nantinya dapat menjadi indikator awal sudah sejauh
mana perubahan perilaku serta pola hidup hijau diimplementasikan di Yogyakarta,
sebagai indikasi sejauhmana kesiapan Yogyakarta menjadi kota hijau. Sudah
saatnya pola hidup hijau diimplementasikan dan diukur, bukan hanya menjadi
jargon-jargon program lingkungan hidup semata sehingga dapat menjadi tolok ukur
untuk implementasi yang lebih massif.
Selain Srikandi Hijau, pola hidup
hijau juga diperkenalkan melalui workshop dan kompetisi foto dan blog bertema
konsumsi hijau. Kegiatan dilaksanakan satu kali dalam sebulan, dengan tema dan
pembicara yang berbeda-beda, mulai Bulan September 2014 sampai Januari 2015.
Selain workshop, peserta juga mengikuti kompetisi bulanan. Untuk lomba
fotografi, pengambilan foto langsung dilaksanakan setelah workshop.
Setiap
bulan akan ada pemenang bulanan dan favorit. Di akhir kompetisi, yaitu Bulan
Januari 2015 akan dipilih pemenang umum, baik untuk fotografi maupun blog. Di
akhir rangkaian kompetisi, akan diselenggarakan Climate PIC 2, yaitu rally foto
bersepeda menyusul Climate PIC 1 yang telah sukses digelar pada Bulan Oktober
2013. Seluruh foto-foto hasil kompetisi dan Climate PIC akan dipamerkan di
ajang pameran fotografi yang akan digelar sebagai penutup seluruh rangkaian
kegiatan tahun depan. Bersamaan dengan foto rally akan diadakan “Green
Challenge Bike”, yaitu kompetisi bersepeda santai berkelompok dengan
tantangan-tantangan perilaku hijau di sepanjang rute.
Kegiatan workshop dan kompetisi
ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengaktivasi komunitas fotografi dan blog
sebagai agen kampanye konsumsi hijau. Banyaknya komunitas-komunitas seperti
komunitas kreatif, hobi, maupun komunitas informal lainya menjadikan Kota
Yogyakarta berpotensi menjadi salah satu kota pelopor konsumsi berkelanjutan.
Mewujudkan Jogja Hijau bukan hanya impian.
Selain bergerak langsung di level
konsumen untuk membentuk kebiasaan pola konsumsi hijau, juga diadakan
program-program dukungan implementasi
produksi dan konsumsi berkelanjutan di pemerintah dan industry.
Pemerintah DIY dan Kota Yogyakarta merupakan pilot implementasi Green Public
Procurement, yaitu pengadaan pemerintah yang memperhatikan kriteria-kriteria
produk hijau. Kebijakan ini akan mendorong penerapan produksi yang
berkelanjutan di industri serta tersedianya produk ramah lingkungan lebih
banyak di pasar konsumen.Di industri, dukungan penerapan Eco/Green Hotel juga
diberikan untuk hotel-hotel di Yogyakarta. Kementerian Lingkungan Hidup telah
meluncurkan “Panduan Penerapan Green Hotel”. Seminar “Manajemen Ramah
Lingkungan untuk Hotel” telah dilaksanakan dan dilanjutkan dengan
pelatihan-pelatihan penerapan eco hotel.
Tentang Proyek SCP Policy Support
Indonesia (SCP-PSI)
Sustainable Consumption and
Production (SCP) adalah aksi yang telah disepakati secara global di Konferensi
Rio+20 untuk pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan yang melibatkan pihak
pemerintah, industri, dan masyarakat. Proyek bernama sama, SCP ini merupakan
bagian dari program SWITCH ASIA yang didanai oleh Komisi Uni Eropa di beberapa
Negara di Asia. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan Produksi dan Konsumsi
Berkelanjutan di Asia. Komponen Policy Support dimulai tahun 2011 dan Indonesia
adalah salah satu negara dari 4 negara yang dipilih.
Proyek SCP-PSI dimulai pada Bulan
Februari 2012 dan akan berakhir Januari 2015, dilaksanakan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup. SCP-PSI akan menghasilkan Rencana Aksi Nasional untuk
Sustainable Consumption and Production sebagai implementasi dari SCP 10 Year
Framework Indonesia yang telah dilaporkan kepada UNEP pada Hari Lingkungan
Hidup Sedunia, 5 Juni 2013.
SCP-PSI memiliki 3 komponen. Komponen
pertama akan menghasilkan kerangka aksi sebagai strategi untuk
mengimplementasikan kebijakan SCP Indonesia (Creating the Framework for a
Consolidated National SCP Policy). Komponen kedua mendukung implementasi
kebijakan (Support to SCP Policy Implementation) dan komponen ketiga akan
menghasilkan mekanisme finansial, insentif dan instrument kebijakan SCP
(Financial mechanisms, incentives and policy instruments for SCP promotion).
Ada 7 sub-proyek di dalam
SCP-PSI, yaitu: 1). Assessment of State of SCP Policies and Tools in Indonesia
(Studi mengenai Status Kebijakan dan Perangkat SCP di Indonesia), 2). Green
Public Procurement (Kriteria ramah lingkungan dalam pengadaan pemerintah), 3).
Incentives & Policy Instruments for Promotion of Sustainable Production
(Studi mengenai Insentif dan Perangkat Kebijakan untuk Meningkatkan Produksi
yang Berkelanjutan), 4). Enhanced Significance of Green Labels and Green
Products/Services – including Eco Hotel (Meningkatkan Signifikansi Eko Label
dan Produk/Jasa yang Berkelanjutan – termasuk Eco Hotel), 5). Stimulating
Consumer Demand for Sustainable Products/Services (Menstimulasi Permintaan
Konsumen atas Produk/Jasa yang Berkelanjutan), 6). SCP Action Plan (Kerangka
Aksi SCP), dan 7). SCP Indicators for Indonesia (Indikator SCP Indonesia).
1 Comments
cheap ray ban sunglasses
BalasHapusmichael kors outlet
tiffany and co
ugg boots
nba jerseys wholesale
nba jerseys
north face jackets
los angeles lakers
tiffany jewelry
ecco